(A birthday fan-fiction dedicated to
KaiSoo)
11 Januari 2012, 09.17 am
Jongin berlari sepanjang
hall menuju ruang berlatih. Hatinya begitu bahagia hari ini. Mungkin bisa
dibilang dari ratusan hari yang dia habiskan selama menjadi trainee hingga
sekarang, hari inilah hari yang sangat membahagiakan baginya. Atau mungkin,
bagi Kyung Soo juga. Besok tanggal 12 Januari, hari dimana KyungSoo,
hyungnya—roommatenya, berulang tahun. Jongin sangat sumringah dengan sejuta
rencana yang sudah disusun untuk merayakan hari ulang tahun Hyung-nya itu.
Berdua. Bukan bersama anggota EXO yang lain, kalian tahu. Setidaknya, Jongin
berpikir, roommate akan mempunyai perayaan ulang tahun sendiri. Seperti
perayaan ulang tahun sahabat kalian, walaupun seluruh kelas merayakannya
bersamamu, ada tentu keinginan untuk merayakannya secara pribadi. Bersamanya.
Bukan bersama-sama yang lain.
“Jongin ah” Kyungsoo
memanggilnya seketika Jongin muncul dari pintu
“maaf aku telat, hyung
nim…” Jongin yang setengah terengah langsung membaur bersama kelima rekan
grupnya
“tumben, biasanya Kyungsoo
selalu rajin membangunkanmu. Dan kau tak pernah terlambat datang kelas tari
seperti ini, dancing machine” seloroh
Baekhyun
“aku membangunkannya,
Jongin yang memintaku berangkat duluan. Perutmu tak apa?” Kyungsoo mendekat ke
Jongin, memastikannya baik-baik saja
“tentu, hyung… aku tadi
sudah ke kamar kecil, makanya tadi aku memintamu berangkat duluan”
Bohong. Jongin hanya
terlalu malu hari itu. Entah mengapa hari itu wajah hyungnya begitu
membutakannya. Matanya yang besar terlihat berkilat setiap kali mengerjap.
Senyumannya seakan semakin memanjang hingga memenuhi ujung-ujung pipinya.
Tangannya yang setiap pagi membangunnya, begitu hangat pagi ini. Alih-alih
beringsut mandi, Jongin hanya kembali bergumul di bawah selimutnya.
Menyembunyikan rasa syukur dan senyum bersemburat merah di wajahnya. Ketika
ditanya apa yang salah, jawaban tercepat yang bisa terpikirkan adalah sakit
perut “duluan saja, hyung” begitu bualnya. Jelas bohong. Jongin hanya mengulur
waktu untuk dirinya menyiapkan hati, mengokohkan otaknya agar semua rencana
yang telah tersusun rapi tidak ambruk oleh otaknya yang terguncang pagi-pagi
benar.
Setelah Kyungsoo pergi,
barulah Jongin beringsut bangun. Berteriak dalam diam dengan kepalan tangan
yang meninju udara kosong. Secepat kilat menuju shower dan menyiramkan air di
tubuhnya. Berharap dapat mendinginkan segalanya. Otaknya dan badannya. Hari ini
akan begitu menggembirakan, pikirnya.
“Siap? Dalam hitungan
ketiga….” Suho membuka latihan pagi itu dengan pemanasan ringan. Seperti biasa,
sambil menunggu coach datang, mereka
akan melakukan peregangan dan lain-lain… setelahnya, hampir selama tiga jam
akan dihabiskan dengan berlatih dan menghafal gerakan tari yang baru. Yang
berbeda hanya Jongin dan Kyungsoo. Jongin yang semakin sering mencuri pandang
ke arah kyungsoo, dan Kyungsoo yang terlihat begitu bersinar pagi itu.
Setidaknya hal itu bertahan hingga latihan selesai.
“Jongin ah” Chanyeol,
hyungnya yang super jangkung mendadak langsung merangkulnya setelah sesi
latihan berakhir. Tidak, terlalu berlebihan menyebutnya super jangkung. Tinggi
Jongin dan Chanyeol hanya berbeda beberapa senti. Chanyeol membawanya ke salah
satu sisi ruangan, tak menghiraukan keringat dan langsung merangkulnya paksa.
“kenapa, hyung?”
“emh, itu… hari ini kan, kakak cewek kita yang paling manis akan ada live comeback kan?”
“Tepat, SNSD. Iya, terus?”
“kita tidak bisa datang melihatnya, kan??”
“tidak masalah bagiku, hyung. Nanti malam kita memang ada latihan kan?”
“hoi, kau memang gila latihan atau terlalu kaku, hah?” Chanyeol memukup lengan Jongin tiba-tiba, reaksi Jongin sungguh sangat tipikal.
“ayolah hyung, apa maumu? Aku gerah…minum-“
“sebentar! Intinya, nanti kita akan menyambut SNSD di ruang pertemuan. Kita akan beri mereka kejutan dan selamat, OK”
“kau sudah bilang ke yang lain, hyung?”
“te-tentu! Hanya saja, kau harus mempersiapkan sesuatu yang special ya. Siapkan hadiah yang berbeda. Semua member sudah diberi tahu kecuali kau, yang terlambat datang”
“baiklah. Apapun OK, kan? Asalkan beda?”
“ya!” oh ya, malam nanti kita tidak ada latihan, ya! special perayaan comebacknya SNSD! Woo-hoo!” Chanyeol segera melesat keluar ruangan setelah memukul punggung Jongin keras. Meninggalkan jongin yang hanya ternganga melihat hyungnya yang hyper itu. Disisi lain, jongin melihat Kyungsoo yang juga sedang berbicara dengan Suho hyung. Jongin hanya bisa mengernyit dan menyeringai melihat bagaimana mereka berdua terlihat asyik bercakap. Jongin menuju tasnya-minum-menunggu Kyungsoo untuk kembali ke asrama bersama seperti biasanya.
…..
“mengerti? Jadi apa yang
akan kau lakukan hari ini?” Suho dengan seksama menatap Kyungsoo berharap semua
penjelasannya barusan dimengerti
“perayaan comeback SNSD, kado special, kumpul di ruang pertemuan jam 11 malam”
“tidak ada latihan malam ini, kau melupakannya Kyungsoo ah”
“Oh, maaf. OK tidak ada latihan malam, jadi apa yang akan kita lakukan?”
“tentu saja pergi beli kado, kan? Sendiri-sendiri. Pastikan kadonya berbeda dari yang lain dan special”
“bagaimana aku tahu kalau hadiahnya beda kalau aku pergi sendirian, hyung?”
“itu…”
“setidaknya, pergi bersama teman sekamar akan membantu”
“hah? Tida- Oh, baiklah, kau betul juga. Okelah kalau kau paham. Benar juga, setidaknya kita kan beli hadiah sesuai dengan kamar. Jadi, semoga tidak ada hadiah yang sama…. Ok, ayok pulang ke asrama. Kau akan masak sesuatu hari ini?” Suho, kau tak akan bisa percaya. Ketua tim dan semua tampak sempuran dari luar. Tapi kau bisa lihat, dia sungguh sangat mudah terpengaruh, atau mungkin kau bisa bilang menghargai pendapat-bijaksana-penengah yang baik-all for good? Apapun sebutannya.
“No, hyung. Manajer nim janji akan membawakan makanan sepulangnya dia dari Gangnam…” mereka berdua berpisah, Suho berjalan lebih dulu menyusul Baekhyun dan Sehun yang nyaris meninggalkannya karena saking lamanya ngobrol. Hanya mengangkat bahunya, tersenyum, dan Kyungsoo menangkapnya sebagai “Okelah!”
Kyungsoo mendekati jongin yang sekarang asyik dengan iPod di kupingnya dan mengeluarkan beberapa makanan ringan dari tasnya. Tas Kyungsoo, selalu begitu. Kyungsoo hanya tersenyum mendekat dan duduk di depannya.
“Kau beneran tak apa?” Kyungsoo bertanya lirih, wajahnya meneleng mengikuti Jongin yang belum enggan memindahkan wajahnya yang bertekuk.
“tentu, hyung. Lihat aku bahkan sudah menghabiskan dua buah roti” jongin menimpali ringan, tersenyum memastikan dirinya dalam keadaan baik.
“syukurlah. Jadi, apa yang ingin kau beli untuk SNSD eonnie?”
“emh… rahasia, hyung. Special, kan katanya? Kau tak boleh tahu. Kalau kau tahu pasti hadiahmu tak jauh beda dengan hadiahku”
“haish! Mana aku tahu kalau hadiahmu sama denganku kalau kau tak bilang?”
“eh? Benar juga. Entahlah” Jongin bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan ke Kyungsoo “kita kembali dulu ke asrama, hyung…”
Kyungsoo segera meraih tasnya dan menjabat uluran tangan jongin “kita pergi bersama nanti… beli hadiah bareng, aku sudah bilang Suho hyung kalau sebaiknya, kita beli hadiah berama, paling tidak bersama dengan teman sekamar”
“ya~~~” jongin hanya mengiyakan hyungnya, berjalan bersebelahan menuju asrama.
11 Januari 2012, 06.20 pm
“Kyungsoo ah, Jongin ah kalian siap? Ayo berangkat” Suho mengetuk kamar mereka berdua, di belakangnya anggota yang lain sudah siap untuk berangkat…
“maaf, kalian duluan saja… aku masih mencari dompetku” Kyungsoo muncul dari balik pintu dengan rambut yang masih belum rapi. Satu dua rambur tampak bergelung di pelipis, beberapa terlihat berjengit dari belakang.
“aku bisa meminjamkan uangku-“
“tidak usah hyung, tak apa. Aku hanya panik, kalian duluan saja. aku menyusul bersama Jongin”
“kalau begitu kita tunggu di luar saja, Suho hyung” Sehun menyahut
“Oke, baiklah. Bergegaslah, kami menunggu kalian di bawah”
“terima kasih, hyung..” Kyungsoo membiarkan pintu kamarnya terbuka. Dari dalam kamar ia bisa mendengar suara pintu depan tertutup dan empat pasang kaki yang berderap keluar.
“hyung, masih belum?”
“belum! Jongin ah, kau tidak melihatnya? Kau tidak menyembunyikannya, kan?” Kyungsoo kembali menyusuri seprai, menyibak kolong tempat tidur, merogoh semua tasnya.
“tidak. Tentu tidak. Aku tidak sejahil itu sampai berani menyembunyikan dompet, hyung” jongin bangkit dari duduknya ketika Kyungsoo berusaha menjangkaunya, menuntut dompetnya terlihat dari bokongnya barangkali?
“Coba kau cari di tasmu, kumohon” Kyungsoo berdiri lunglai, sudah tak ada harapan lagi. Dia sudah menyisir semua tempat 3 kali, dan nihil. Jongin berjalan malas mengarah ke ranselnya.
“baiklah, tapi aku berani bertaruh tidak ada dom- dompetmu kah ini hyung?” muka jongin berubah, kaget menemukan benda yang bukan miliknya ada di ranselnya.
“Aaaah!! Iya! dasar kau!” Kyungsoo menghambur ke Jongin, meraih dompetnya.
“hyung, kali pertama aku mencarinya, benda itu tidak ada” Jongin membela diri, dia sungguh tidak menyembunyikan dompetnya.
Tentu tidak ada, Kyungsoo barusan menyelipkannya kali ketiga dia mencari dompetnya. Berlagak mencari dompetnya. Tidak hilang, jongin memang tidak mengambilnya, Kyungsoo hanya sedang iseng. Sedang iseng melakukan ide jahilnya. Rasanya hari ini dia ingin berdua saja dengan Jongin. Sengaja belum selesai bersiap, dompetnya hilang, hingga menyuruh anggota yang lain berangkat duluan. Ada sesuatu yang mendorongnya. Kyungsoo sangat menikmati saat berjalan beriringan dengan jongin keluar asrama, menuju tempat latihan, di belakang panggung, di manapun. Hanya saja, akhir-akhir ini dia ingin lebih. Kehadiran anggota yang lain terkadang merusak romansa yang ada katika mereka bersama. Bukan tidak suka, hanya…perasaan itu tak pernah terpuaskan. Ia ingin lebih lama bersama jongin. Namun tidak untuk diketahui Jongin. Kyungsoo tidak membayangkan bagaimana reaksi jongin ketika mengetahui apa yang dipikirkannya ini “aku ingin bersamamu lebih lama, jongin ah | shireo, hyung~~” kyungsoo tidak berani memikirkannya. Biarkan begini, saja.
“Sudahlah, aku sudah biasa dengan kau yang seperti ini. Aku harus lebih berhati-hati sekarang, ayo berangkat” Kyungsoo tertawa kecil melihat reaksi jongin yang masih ternganga. Sambil lalu ia meraih ransel, mantel, dan syalnya.
“hyung, tunggu… Jangan bilang kau akan keluar dengan penampilan seperti itu” Jongin buru-buru menggapai bahu Kyungsoo dan memutar badannya.
“Rambutmu hyung” Jongin menangkupkan kedua tangannya di pelipis Kyungsoo, menghalau rambut-rambut yang berjengit liar, belum disisir. Sedetik kemudian tangannya menjangkau belakang kepala hyungnya, memastikan bagian belakangnya rapi. Setelah yakin, Jongin membiarkan tangan kanannya menyusur lekuk leher hyungnya. Hal yang selalu dia sukai. Saat ketika ia menyusuri leher kyungsoo adalah saat dimana dia bisa melihat wajah Kyungsoo berubah lembut, senyumnya berubah syahdu, dan matanya mendadak mengisyaratkan tanya “Jongin ah?” Saat yang mebahagiakan.
“Jongin ah?” kali ini Kyungsoo sungguh-sungguh memanggilnya
“su-sudah, hyung” Jongin memaksa tangannya lengser dari leher hyungnya.
“terima kasih, ayo~” Kyungsoo berjalan mendahuluinya keluar dari kamar. Mengunci pintu asrama mereka dan berjalan sepanjang koridor menuju lobi dimana anggota yang lain menunggu.
“Lamaaaaaaa~~~” Chanyeol berteriak segera ketika mereka berdua mundul
“Jongin ah menyembunyikan dompetku”
“Tidak. Hyung, kalian mana bisa percaya? Dompetnya tiba-tiba ada di tasku”
“Nakal~~” Sehun menimpali, wajahnya tersenyum jahil
“Oh Sehun, kukira kau membelaku” Jongin kesal
“Sudahlah, ayo berangkat. Sudah jam 7 dan kita bahkan belum keluar asrama. Cari kado itu lama, lho” baekhyun beranjak dari duduknya.
“Iya, ayolah… kita berangkat barang sampai ke kawasan pertokoan, baru setelah itu kita akan berpencar” Suho menengahi. Segera setelahnya mereka berenam menuju van yang melaju ke pusat pertokoan.
11 Januari 2012, 08.13 pm
“Hyung, kukira kau akan
mengajakku ke tempat yang lebih layak. Apa-apaan ini? Toko ini jelas bukan
untuk dimasuki kita. Cowok. Aku tak tahan, hyung… ayo cepatlah, kita pindah
took lain saja”
Jongin merengek, berdiri merapat ke hyungnya. Jelas menghindari puluhan pasang mata yang menatap mereka berdua takjub. Bebatan syal yang menutup hampir separuh wajah mereka tetap tidak bisa bohong. Meskipun para gadis itu tak akan berani mendekati mereka, meskipun para gadis itu hanya bisa mengira-menerka-berharap, Jongin tetap tak suka suasana seperti ini. Sebaliknya, Kyungsoo hanya bisa menatapnya. Tak ada toko lain yang terpikirkan olehnya untuk membeli kado untuk cewek.
“Emh, baiklah… kau ada saran? Ini baru toko pertama dan kau langsung menolak. Ada saran lain, Jongin ah? Kau ingin beli apa?”
“Aku hanya keluar dari sini sekarang” Jongin menarik lengan Kyungsoo paksa, setengah berlari keluar toko dan mengedarkan pandangan ke berbagai sudut pertokoan sebelum akhirnya menemukan toko kue. Dua blok di seberang toko tempat mereka berdiri sekarang. Kyungsoo hanya bisa mengikutinya dan sekilas memperhatikan wajah Jongin yang bersemu merah. Tak bisa ia bayangkan, Jongin yang selalu tampak cool ternyata bisa grogi juga dikelilingi banyak cewek. Puh~
“Selamat dataaaanggg~~~” salam pegawai toko kue menyambuut seketika mereka berduamuncul dengan bunyi gemerincing bel pintu.
“ah, annyeong~~” mereka berdua membungkuk kompak.
“ada yang bisa kami bantu? Banyak kue-kue baru matang dan varian baru bulan ini” cerorocos pegawai cewek berlesung pipit dari balik counter.
“kami lihat-lihat dulu” Jongin melempar senyum simpul dan buru-buru mensejajari Jongin yang sudah terpaku di depan salah satu counter kue.
“ya, Jongin ah kau mau member mereka kue?”
“mungkin, hyung. Menurutmu, kue ini bagus?” Jongin menunjuk seloyang kecil kue coklat berhias irisan jeruk. Manis dan tentu saja coklat.
“Coklat dan manis”
“tapi, hyung… kau beli apa?” Jongin kembali menemui Kyungsoo yang masih termangu melihat jejeran kue yang ada. Hyungnya jelas masih bingung memikirkan hadiah. Kyungsoo sangat takjim hingga tak mendengarnya bicara. Jongin buru-buru mengambil macaron yang ada di piring cicip. Macaron warna mint.
“Hyung~”
“ya-amh” Seketika tawa Jongin pecah. Macaron itu langsung melesat ke mulut hyungnya yang kaget. Jongin mellihat hyungnya yang mengeluarkan macaron mint yang sekarang ujungnya rumpal.
“hahaha, maaf hyung. Kau tadi bengong saja saat aku bertanya” Jongin mengusap pipi hyungnya yang semerah mawar. Khawatir dia marah dan mendamprat kelakuan kurang ajarnya.
“Ini enak, Jongin ah”
“eh?” Jongin heran, hyungnya tidak marah. Whoops!
“Coba kau rasakan, buka mulutmu” Kyungsoo mengulurkan tangannya ke mulut Jongin. Macaron mint itu bersiap rumpal lagi.
“Aku bisa sen-“
“cepatlah, aaaa~~” Kyungsoo memebuka mulutnya, menirukan anak kecil yang menanti suapan makanan. Berharap Jongin luluh
“Aaa~” Jongin menggigitnya kecil. Manis dan bagitu lembut. Rasa mint? Bukan. Dia menggigitnya lagi, menangkupkan tangan hyungnya yang masih memegang macaron.
“Jo-jongin ah” Kyungsoo panic, sekarang separuh macaron hampir masuk ke mulut Jongin, dan jemarinya hampir menyentuh bibir Jongin. Tangan Jongin masih membungkus tangannya.
“Enak, hyung. Maaf kuhabiskan. Menuurutmu ini rasa apa?” Jongin tersenyum. Kyungsoo tak bisa menebak senyumnya karena rasa enak kue atau wajahnya yang sekarang tiba-tiba hangat.
“Yaa! Kau hampir memakan tanganku!” Kyungsoo meninju lengan Jongin ringan. Seharusnya dia bilang “aku hampir bisa menyentuh bibirmu!” Namun otaknya tidak membiarkan kalimat vulgar itu melesat liar.
“hehehe, anu… macaron yang ini ada rasa apa saja?” Jongin membiarkan Kyungsoo yang terbakar malu. Mendekati pelayan toko.
“Ah! Itu varian baru dari toko kami. Mint-macaron. Ada 9 varian rasa yang dicampur ekstrak mint dan campuran kacang macadamia. Koleksi menyambut winter. Anda ingin yang ini?”
“Ya. Sepertinya oke. Bisa aku minta tiga per varian? Dan tolong sekalian bungkuskan yang cantik. Err, selera cewek pati lebih tahu” Jongin menggosok hidungnya sambil sekilas melempar pandang ke hyungnya yang sekarang menatap ke luar.
“baiklah, mohon tunggu sebentar. Akan kami siapkan”
Sedetik kemudian, Jongin
mendekati Kyungsoo. Sekarang sudah hampir jam 9 dan Kyungsoo belum mendapatkan
hadiah untuk sunbaenya.
“Hyung,sudah terpikirkan mau beli apa?” Jongin mendekatkan dirinya ke Kyungsoo di depan toko. Kyungsoo bersandar ke temboknya, tangannya masuk ke saku mantelnya. Seoul di kala musim dingin memang hampir selalu bisa mematikan tulang. Dinginnya bahkan bisa membuat semua pasangan enggan keluar rumah dan memilih berpelukan di sofa. Begitu juga Kyungsoo. Wajah Kyungsoo masih merah, dan jongin baru sadar bahwa itu bukan merah malu seperti biasanya. Kyungsoo kedinginan.
“hyung, kwenchana? Ayo, masuklah. Kau kedinginan”
“tidak. Aku baik-baik saja Jongin ah” Kyungsoo menoleh dan mendapati Jongin dengan alis bertaut khawatir. Kyungsoo buru-buru meninggikan lagi syalnya yang melorot dari wajahnya. Menyembunyikan hidung dan pipinya yang memerah. Udara berkepul keluar ketika dia berbicara.
“Hyung, ayolah~ kau tak boleh sakit, besok hari ulang tahunmu” Jongin menarik lengan Kyungsoo.
“Kwenchana, aku sedang berpikir. Memilih barisan toko mana yang akan kumasuki. Aku belum bisa memikirkan hadiah apa yang tepat-“ Jongin tiba-tiba memotong omongan Kyungsoo. Lagi-lagi tangannya yang besar menelusup ke balik syal dan bertengger di pipi Kyungsoo.
“Jongin ah…” Kyungsoo mencoba menjauh, tangannya sekarang memegang lengan jongin. Memintanya menyingkir.
“biarkan aku, hyung. Kau tak mau masuk, aku tak mau kau kedinginan. Kau memikirkan hadiahmu, aku akan menghangatkanmu, mungkin” Jongin tersenyum, ada burat getir di balik senyumnya. Kyungsoo jelas melihatnya.
“Ta-tapi…”
“hyung, kau ingin hadiah apa untuk besok?”
Tangan Jongin sekarang bergerak bergesekan dengan pipi Kyungsoo. Berharap friksi-friksi ringan ini bisa menghangatkan hyungnya sedikit. Wajah hyungnya tepat di depannya. Memandangnya seperti ini selalu menimbulkan perasaan aneh di diri Jongin. Jongin terkadang berpikir apa yang ada di pikiran Kyungsoo ketika ia melakukan hal ini. Tak pernah sedikitpun Kyungsoo menolak. Dan bila terus begini, jongin akan semakin berharap lebih. Dirinya semakin keras menahan diri untuk tidak menyentuh hyung-nya ini. Perasaan yang baru-baru ini muncul. Kyungsoo, hyungnya yang entah mengapa begitu lembut dan baik. Semakin hari Jongin hanya bisa menambatkan matanya pada Kyungsoo, mencari mata hyungnya yang bagai pelita, dan bersama dengan Kyungoo adalah anugerah baginya. Setidaknya, Jongin ingin membalas anugerah itu.
“err, aku tak tahu Jongin ah~~ kau tak perlul repot-repot memberiku hadiah, sebenarnya”
Kepulan udara hangat masih keluar dari mulut Kyungsoo. Jongin berjengit, hatinya berdenyut binal. Kyungsoo yang menyesap dan merapatkan giginya membuatnya ngilu. Penampakan di depannya sungguh membuat tangannya menuruni pipi dan membelai leher Kyungsoo yang selalu dia puja. Leher yang di dalamnya selalu memproduksi suara surga. Suara dalam dan berat yang tiap pagi membangunkannya. Suara yang membuat ribuan orang gadis di dunia hiperventilasi. Suara yang hanya ingin dia dengarkan sendiri. Suara yang terkahir kali dia dengar saat malam, dan pertama kali dia dengar saat pagi belum matang.
“Hyung… aku harus memberimu hadiah~~”
Jongin menarik tubuh Kyungsoo mendekat. Memaksa syalnya terlepas dan bibir mereka leluasa bersentuhan. Jongin bisa merasakan bulu mata panjang Kyungsoo mengerjap kaget di atas tulang pipinya. Merasakan bibir Kyungsoo yang berubah hangat tiap detiknya ketika bibir Jongin semakin merapat dan memaksa bibir Kyungsoo merekah. Jongin semakin mengeratkan bebatan tangan kirinya di pinggang Kyungsoo, menggerakkan tangan kanannya di sepanjang leher hingga pipi Kyungsoo. Jongin tak tahu, Kyungsoo sedikit banyak terbuai, tapi tak tahu harus bagaimana. Dia tahu ini jauh di luar pengharapannya selama ini. Kyungsoo hanya bisa membiarkan hatinya tergetar dan tubuhnya merespon setiap inchi sentuhan Jongin di kulitnya.
“Jongin ah~~” Kyungsoo menghentikan ciuman mereka tepat sebelum Jongin berusaha menuntut lebih. Saat Jongin menenggak udara bebas. Jongin hanya bisa memandangnya lekat. Kyungsoo tertunduk sebelum akhirnya berani menatap Jongin. Jongin tak bisa mengartikan tatapan mata ini. Dia tak pernah menatap mta Kyungsoo yang berkilat dengan aneh. Mata yang hampir basah.
“hy-hyung..ak-aku…” jongin kembali menjangkau Kyungsoo. Merasa bersalah. Dia tak pernah lepas kendali seperti ini. Tidak pernah. Keadaan membuatnya begitu bukan?
“Jo-“ Kyungsoo hendak berujar namun terinterupsi pegwai toko yang selesai dengan pesanan jongin
“terima kasih sudah menunggu, Tuan~~” dari dalam toko Kyungsoo bisa melihat gadis tadi berseru dengan heran mendapati pelanggan yang ia cari malah raib dan sibuk melakukan hal di luar nalar. Memberi kehangatan.
“Aku segera kembali, hyung. Tunggu sebentar” jongin secepat kilat memasuki toko sambil merogoh dompetnya bersamaan, tak mau membuang waktu. Dia tak mungkin meninggalkan keadaan kikuk tadi bertahan lama. Segera setelah mengambil bungkusan kue yang sangat “wow”, Jongin kembali keluar toko dan tak mendapati apapun. Tepat ketika Jongin masuk, Seketika itu pula Kyungsoo berlari sekuat kaki kebasnya bisa. Ke toko terjauh yang dia mungkin sampai.
“HYUNG!” Jongin panik dan celingukan mencari sosok tubuh hyungnya.
“Hyung… hyung.. Kyungsoo hyung. aku bahkan belum memberikan hadiahku…” Jongin hanya bisa meremas erat lengan mantelnya. Merutuki kelakuannya. Rencananya tidak berjalan semestinya. Jongin tahu.
#FIN