Selasa, 07 Desember 2010

chocolate love

“hiks..hiks. tahu gak? Aku kemarin sebel banget, Am~~~”
“maaf....” aku kembali merengkuhnya... menenggelamkannya dalam pelukanku. Hanya itu
Aku tak bisa berpikir jernih, Tuhan. Bagaimana bisa aku menjadi begitu egois mencampakkan Sulli-ku. Gadis kecilku, yang sedari dulu selalu bersamaku. Yang begitu memahamiku. Kau tahu? Aku hanya bisa bermanis-manis denganmu. Aku bisa menerima aku ‘tomboy’ hanya bila aku bersamamu. Aku ingin menjadi pangeranmu alih-alih ingin menjadi ‘cewek sejati’. Aku begitu kalut kemarin, Sulli. Kau tahu? Entah kenapa si patissiere itu begitu..... apa? Aku tak tahu. Baru pertama kali ini aku se agresif itu... kalau boleh jujur, aku hanya ingin tahu bagaimana dia bereaksi. Kau tahu? Saat aku seagresif itu, kau hanya akan meningkahinya manja, dan sesekali bilang ‘jangan’. Kalau dia, saat aku mulai memeluknya dia bhakna sudah menolakku. Dia bilang ‘hentikan’..... kalau aku harus emilih, aku akan bereaksi seperti siapa? Kalau kelak aku jadi cewe... (sebenarnya aku tidak begitu mengharapkannya..), reaksi Sulli terlalu manis, tapi reaksi patissiere itu terlalu berani. Aku tak akan sanggup berteriak ‘STOP’ dengan nada semantap itu....
Sulli... dalam pelukanku, aku merasakan perasaannya melunak. Hangat. Aku menyukainya. Mungkin kau memang satu-satunya sandaranku, Sulli-ku....
____________________________________________________________________________________

Di sebuah suit room, hotel yang sama…
“Boo…. Boojae, bangun…” yunnie nyium kening Boojae yang masih tidur.
“ungh….” Si Boojae Cuma menggelliat.
“kalau ga bangun aku cium, nih…” Boojae langsung melek pas denger kata-kata Yunnie barusan…
“iya, ini ba…engggh~” telat… yunnie udah keburu nyium Boojae dalem-dalem. Tangannya aja udah mulai gerayangan di dada Boojae yang telanjang….turun ke bawah sembari terus ngrapetin bibirnya ke bibir Boojae.
“yunnie … udah… capek~” si Yunnie yang dibilangin gitu malah tetep nglanjutin ngraba2 bagian selangkangan Boojae.
“Yun, Yunnie….udah!” Boojae sekuat tenaga ndorong dada Yunnie (MASIH INGET ADEGAN INI, LIZT???, hahahhaha)
“boooo....” yang dipanggil yunnie, mulai mellow. Tangannya ngusap-ngusap pipi mulus JaeJae lembut. Saking lembutnya, pupu mulus anak-anak SNSD kalah dah (pikiran mesum author). Gitu lah. Entah kenapa... matanya yang sipit, semakin sayu. Hampir-hampir terpejam...
“hemhhh...” yunnie akhirnya cuman menghembus nafas keras-keras....
“idihhhh, kenapa malah cuman begitu? Aku tungguin lgo, yunie..” Jae yang sedari tadi pasrah dibelai, sekarang menjejeri muka ganteng yunnie. Penasaran. Ga biasanya kekasih hatinya ini mendengus...mana murung banget kayaknya....
“Boo sayang sama aku ga??”
“idih... muali lagi dah....”
“serius, Boo~”
“kenapa tanya gitu sih, Yun”
“Aku tanya duluan, Boo~”
“ihhhh, gemes dah... ini sama persis kayak waktu dulu kita pertama nginep di hotel ini. Kamu tahu-tahu mellow, trus nanya pertanyaan itu. Kenapa sih???”
“ehmmm” lagi-lagi Cuma sepenggal kata yang keluar dari mulut sexy yunnie
“kenapa, yunnie?” jae gantian mengulurkan tangan kecilnya ke pelipis yunnie, sekedar menghalau rambut poni yang menutupi mata sendunya....
“menurutmu cinta itu apa???”
“tuh, pertanyaannya jadi nambah. Makin aneh pula, yunnn~~”
“jawab aja deh boo...” saat ngomong hal ini, Yunnie sengaja narik badan mungil Jaejong ke pelukannya. Seolah yunnie pengen bilang “lu tahu ga sih, gw deg-degan bgt ngomong ini... makanya cepetan jawab”
“cinta?” Jae agak pilon di pelukan hangatnya si Yunnie
“iya...” suara Yunnie sedikit melunak
“entahlah. Seperti ini mungkin cinta. Aku dan Yunnie. Kita bersama. Saling berpelukan..”
“saling bercinta” seloroh Yunnie asal. Tiba-tiba.
“ihhhh, itu mah gara-gara elunya aja yang ketagihan...” Jae mukul-mukul kecil dada bidang Yunnie. Malu jelas.
“hehehehe, begitu ya...” dalam hitungan detik Yunnie kembali muram
“apa yang salah dari kita, Boo?”
“hah?”
“apa yang salah...”
“ga ada yang salah kan?”
“beneran?”
“tentu, Yunnie...kenapa sih? Gantian jawab pertanyaanku dong. Dari tadi kamu terus yang nanya”
“iya.... aku mencintaimu, Jae... salah kah???”
“ga dong..”
“dan kau mencintai si patissiere...” suara Yunnie mulai tenggelam.
“hah?? Siapa”
“itu, patissiere cewe yang biasa bikin minuman coklat di resto hotel.... apa aku perlu sebutin namanya??”
“ah, Liztya??” dengan cepat Yunnie mengiyakan, tak ingin menyiakan waktunya berdetak cepat
“kenapa kamu bisa bilang gitu sih???”
“ya.... sepertinya...”
“ga lah, Yunnie... pertemuan sesingkat itu tak akan bisa bikin aku seneng sama orang. Apalagi selain kamu... ga... ga... kamu cemburu gara-gara aku sering ngomongin dia belakangan ini?”
“ga. Bukan itu masalahnya, Boo”
“lalu?” mata indah Jae makin menelisik tanya ke mata Yunnie... ada apa gerangan? Pacarnya ini makin asing. Tidak biasa. Dan sunguh membingungkan.... baru kali ini dia cemburu dengan seseorang yang dekat denganku. Apalagi seorang cewek...
“tadi malam, aku dan Sulli menemukan Amber dan Liztya pingsan. Mereka berdua. Sepertinya Amber mencoba melakukan hal yang tidak-tidak ke Liztya. Semacam pemaksaan atau apalah. Lalu Liztya berontak. Bertikai dan pingsan dengan suara gedebuk yang lumayan keras untuk didengar dari jarak 3 kamar di dekatnya’ dengan sekali nafas, Yunho akhirnya mulai mengatakn apa yang ada si pikirannya. Yang mebuat dirinya berani bertanya perasaan Jae ke Yunho..
“apa???” Jae terduduk seketika. Matanya tetap menatap Yunho lurus-lurus tapi dengan jarak... dia menjauh, seolah menjauhi kenyataan yang dilihat Yunho tadi malam. Hei???
“iya....”
“lalu??? Apa Lztya baik-baik saja? Kau sudah membawanya ke RS? Atau?” Jae mendadak panik.
“tuh kan... kau bahkan menanyakan Liztya lebih dulu daripada Amber. Dongsaeng kita.”
“ta-tapi...”
“kau menyukainya? Kau mencintainya? Lebih dariku??”
“bukan begitu, Yunnie... aku hanya tak bisa berpikir tenang kalau ada apa-apa yang terjadi pada gadis itu...”
“Amber juga seorang gadis, Jae...” Yunho sekarang ikutan terduduk. Mununduk seperti tadi.
“ta-tapi, kannn...”Jae panik. Bisa-bisanya dia lebih mikirin si tokoh utama kita ini, ketimbang si dongsaeng seperti yang Yunnie bilang....
“bilang aja kalau suka....” Yunnie menatap kekasihnya itu hampa...
“kupikir... Amber juga...” Yuniie melanjutkan. Terlihat sekali dia setengah menggoda.. dia ingin bilang “Amber juga sepertinya suka Listya...”
“Apa?” aku penasaran (Jae’s POV)
“penasaran lagi.... apa sih sebenarnya yang membuatmu begitu tertarik pada Listya, Jae?” Yunnie mulai berstatus ‘awas’. Ini nada suara yang biasa ia keluarkan ketika dia sedang marah... kesal... low tempered dah... Aigoo~~~ aku mesti bilang apa?
“kau tinggal bilang suka, Jae!”
“tapi bukan berarti kau bisa puas, kan?! Apa maksudmu terus-terusan memojokkanku sementara aku sudah bilang yang sejujurnya!” aku kesal! Aku sudah bilang tidak, tapi tetap saja disangkal! Apa-apaan!
“jujurmu itu tidak sesuai dengan rasa khawatirmu ke Listya, Jae! Kalau semalam aku yang pingsan dengan lelaki lain? Atau kalau aku pingsan dengan Listya dalam tindihanku, apa kau akan mengkhawatirkanku???!”
“itu hal bodoh!!! Kau tak akan mungkin melakukannya! Kau....” aku tak berani meneruskan kata-kataku... kami sudah sangat memanas pagi ini...ada yang salah dengan cara kami bangun tadi... itu pikirku...
“apa? Nyatanya kemarin Amber pingsan dengan posisi seutuhnya menindih patissiere yang kau khawatirkan tadi...
“cukup!” aku melompat keluar tempat tidur... aku tak mau dengar lagi...kenapa masalah ini yang Yunnie bicarakan sepanjang kami bangun? Aku jelas-jelas hanya panik. Aku tak bisa berpikir sehat, Yun... bagaimana mungkin aku mengkhawatirkan Amber yang selama ini begitu maskulin, ketimbang Listya yang dari awal bertemu saja... eh? Sejenak aku termengu. Apa? Tadi aku mau bilang apa? Aku juga tidak tahu bagaimana image-nya di otakku... aku benar-benar belum bangun seutuhnya..
“Jae...” Yunho memanfaatkan waktuku teemangu untuk mendekatiku. Tangan menggenggam tangan bebasku yang entah kenapa begitu menolak kehadirannya. Tidak hari ini. Tidak untuk saat ini... aku masih tak mengerti Yunn~
“Hei, dengarkan... apa kau begitu khawatir dengannya saat bersama Amber?”
“kau bertele-tele, Yun... aku tak suka” aku mengibaskan genggamanku kuat, yang ku tahu hanya akan berakhir dengan sia-sia.
“karena kau juga mungkir! Kau tinggal bilang suka atau tidak! Aku atau Listya!”
“non-sense! Kau jelas membandingkannya dengan Amber! Kau memposisikan dirimu sendiri serendah Amber! Kau sendiri tahu! Listya itu bukan siapa-siapa!”
“benarkah? Kau yakin? Coba bilang seperti itu lagi, saat kau tahu Amber melakukan hal ini...” yunnie segera menarik tubuhku dalam bebatan pelukannya. Dengan kasar dia mencengkeram rambutku, menuntun bibirku beradu dengan bibir tebalnya. Cekatan sekali hingga dalam hitungan detik kami beradu lidah, bertukar saliva. Sesekali dia menyapu punggungku dengan tangan hangatnya yang kurasa makin panas. Dia bahkan tak membiarkanku untuk sejenak menghela nafas.
“Yunnhng~” aku ingin segera mangakhirinya... apa maksudnya menciumku seperti ini? Ini bukan Yunho! Ini bukan kekasihku yang lembut! Bukan.. saat akhirnya Yunho mengakhiri adu lidah kami, hanya penyesalan yang ku dapat
“Amber mencium Listya!”
“bohong!” aku menyangkalnya cepat. Aku tak tahu lagi harus berkata apa. Yang bisa kupikir sekarang hanyalah, mana mungkin Amber melakukan itu!
“Amber itu perempuan, Yun!”
“nah! Akhirnya kau sadar! Harusnya kau tahu hal itu sejak awal! Listya dan Amber itu sama! Bahkan Listya tak jauh lebih baik dari Amber...”
PLAK!
Tanganku spontan menghadiahkan tamparan indah di pipi Yunho.... keterlaluan.
“keterlaluan. Apa karena itu kau memojokkanku dengan berbagai alasan edan tentang Listya!? Hanya karena kau merasa Listya tidak lebih baik dari Amber? Kau sama denganku! Kita baru sebentar berkenalan dengannya! Apa kau begitu dendam sejak awal pertemuan kita? Kau begitu tak bisa memaafkannya??? Itu alasanmu dari tadi hanya terus berbelit??? Kau bahkan lebih rumit dari segala alasanmu pagi ini! Aku baru tahu!!” aku meledak. Sadar bahwa Yunho hanya memikirkan nilai, atau apapun itu hingga bisa membandingkan dua orang yang dia sendiri pun tak tahu dengan baik, aku aku kecewa. Aku sudah ingin keluar dari kamar ini, dan mengadu ke Micky! Siapapun!
“Jae, tunggu... bukan itu” Yunho kembali mengejar siluet tubuhku yang ingin menjauh pergi. Tangannya yang panjang menggapai ayunan tannganku yang mempercepat gerak tubuhku.
“dengarkan!” Yunho akhirnya mendapatkanku tepat saat aku masuk ke ruang tamu. Aku berharap andaikan aku lebih cepat berlari tadi. Aku sungguh tak ingin dikejar kali ini
“aku sudah cukup lelah mendengarkan omong-kosongmu pagi ini.... nghhh” aku sebal! Tipikal Yunho, selalu tiba-tiba. Termasuk tiba-tiba mencium! Tangannya dengan sigap kembali merangkulku. Tapi dengan kuat dia mencengkeramku. Tak membiarkanku kembali lolos. Ciumannya tak sekasar tadi. Tak ada pagutan-pagutan liar, tak ada lumatan-lumatan beringas. Sesekali ia memainkan lidahnya dan mengecup-ngecup bibir bawahku. Sial!! Aku benar-benar marah hingga tak ingin menikmati segala sensasi geliu yang menjalar di tengkukku! Aku kebas!
“maaf... maaf...” Yunho kepayahan mengucapkan maaf disela bibirnya yang terus bekerja memanjakan bibirku. Ciumannya begitu basah dan panas menyapu setiap lapang bibirku. Tanganku yang menahan dada bidangnya yang begitu infasif sudah tak sanggup berbuat apa-apa. Kakiku lemas
“hentikan... henti-“ usahaku mengakhiri ciumannya malah menjadi impuls balik dia menyerangku. Dia mulai menjilati leherku, pagutan-pagutan kecil sesekali ia lemparkan. Aku menyesal bertengkar dengan orang yang hafal betul bagian sensitif tubuhku. Aku berusaha mati-matian menarik diri. Tapi semakin kuat aku mencoba, semakin infasif pula gerilyanya.... benar-benar, setan apa yang menghinggapinya eh!!! Tuhan, aku begitu tak kuasa... tubuhku tak bisa menolak segala sensasi erotis ini, bagaimana tubuku menggelinjang sudah cukup mengidentifikasikan aku juga merasakan nikmat. Tapi hatiku benar-benar mati rasa. Hati ini sudah cukup muak untuk bisa menerima ungkapan afeksinya ini sebagai ucapan maaf. Aku bahkan menilainya ini terlalu kekanakan! Aku bukan maniak sex yang akan luluh saat dicumbu!
“Akhhh~” aku terpekik. Sementara otakku sibuk menyangkal, Yunho sudah sukses melesakkan genggamannya di daerah vitalku. Kakinya mencoba mengangkankan kakiku dengan bibir yang masiih terus bergerilya di leherku. Tangannya mencengkeram kuat, memainkannya lihai tanpa rasa bersalah. Tubuhku semakin bergerak mundur, terdorong oleh tubuhnya yang sungguh sangat konfrontatif... dia mengiringku entah kemana. Aku tak bisa melihat. Sesekali dia melancarkan aksi ciuman. Didalam celana tidurku, tangan Yunho meberikan pijatan-pijatan pada organ kemaluanku.
Bruk..
Badanku sukses mendarat di benda empuk yang sedetik kemudian kusadari bahwa itu adalah sofa yang ada di ruang tamu. Badanku tidak seutuhnya terbaring di badan sofa. Siku kakiku menahan badanku di pinggiran sofa, semakin meberikan beban tindihan dari badan Yunho yang sudah cukup besar. Yunho menghentikan aksinya... setidaknya dia berhenti menciumiku liar. Tangannya masih sibuh meremas dan memijit bagian vitalku, berharap aku melunak atas ‘servis’ yang diberikan...
“Jae, aku sungguh tak ingin kau menjauh dari sisiku... sekalipun itu... aku mencintaimu...” aku hany mengalihkan pandanganku. Tahu dirinya diacuhkan Yunho kembali menuntut bela. Tanga yang sedari tadi bermain di bagian selangkanganku kini sibuk membimbingku untuk merebahkan diri. Tangan yang lain mendukung bibirnya yang kembali mengecup leherku. Menyesapnya pelan.
“kumohon hentikan...” aku hanya bisa berseru pasrah... aku dungguh tak bisa melawan Yunho yang seperti ini... dia terlalu hebat untuk hal seperti ini. Aku mencari cara untuk bisa menghindar.... berlari dan keluar kamar.
“tidak sebelum kau memaafkanku...”
“curang! Kau egois!!” aku mulai menangis... dalam ciumannya, aku merasakan airmataku memberi warna asin di setiap pagutan bibir Yunho... tahu aku tak bisa melawan, Yunho kembali menjajah tubuhku dan berusaha memabukkanku dalam pelukannya, hingga
KKRRINGGGG~~~~
Aku bersyukur ada yang memencet bel kamarku.... kau penolongku... yunho dengan tenang mengakhiri tindihannya dan mengecup bibirku lembut sebelum dia membukakan pintu untuk tamu penolongku...
Kesempatan itu kumanfaatkan untuk membenahi penampilanku yang berantakan, dan berlari mengambil mantel di gantungan dekat pintu. Tepat saat dia membuka pintu, aku menyeruak keluar tanpa menoleh lagi ke belakang. Orang yang bertamu itu ternyata manager-hyung, hanya bisa melongo menyaksikan aku yang berlari sambil menyeka air mataku, serta Yunho yang tak sempat mengejarku dan hanya bisa meneriakkan namaku kesal.
“Jae!!!!!!”

Selasa, 23 November 2010

chocolate love

Butuh waktu yang lama buat gw melek-sadar. Tau-tau gw udah bangun aja di atas tempat tidur –yang gw yakin bukan punya gw- motif papan catur. Mata gw masih burem, entah karena masih ngantuk atau rasa sakit di belakang kepala yang nyut-nyutan bukan main. Gw mulai bangkit, untuk sekedar bersender dan memeriksa belakang kepala. Ya menurut loh? Siapa tau kepala gw bocor #andwae!
“udah bangun?”
“eDrick?” gw langsung melongo. Ternyata ini rumah eDrick?
“ah, syukur dah lu ga amnesia. Hahaha, ada yang sakit ga, Liz?” sambil ngulurin secangkir minuman, yang sedetik kemudian gw sadar kalo itu teh madu, eDrick mendekat dan duduk di penggiran kasur.
“rumahmu?” tanyaku singkat, masih melongo
“apartemen, lah. Kaya banget dah gw punya rumah” seumur-umur gw berteman sama eDrick, gw baru tahu kalo dia punya apartemen. Dan aku baru sadar. Aku ga tahu...
“sori, kemarin gw panik banget. Rumahmu kejauhan, jadi gw bawa ke apartemen deh. Gapapa kan?”
“ehm...”aku Cuma bisa mengiyakan, dan kembali menyeruput isi cangkir. Lagi-lagi speechless.
(author: jangan heran dengan bahasa yang sebentar “gw” sebentar “aku”. Sesuai mood cerita aja. *winked)
“ada yang sakit ga?” eDrick kembali mengulang pertanyaan awalnya.
“em, kepala gw. Ini kenapa bisa sakit banget ya, Drick?”
“lah, harusnya gw yang nanya. Lu kenapa kemarin bisa pingsan begitu di kamarnya si Amber bencong itu, heh? Mana kompak, lagi. Lu habis ngapain sih di kamarnya Amber? Kan harusnya lu udah pulang...”
“HAH??? Hontou? Uso! Kenapa bisa gw di kamar Amber?” gw blingsatan ngedenger penjelasan eDrick barusan. Hah? Najis banget dah, kenapa bisa ya? Saking jablaynya ga bisa ketemu oppa Jae, terus gw nyamperin si Amber, gitu?
“gw yang harusnya heran. Pas mau pulang, tau-tau si mas Yunho treak-treak minta tolong. Pas sekalinya gw datang nyamperin, lu udah maen pingsan aja di depan pintu. Ih...”
“ettooo...” gw ga tau mesti ngomong apa. Secepat kilat, otak gw langsung tancep gas. Mikir. Mengingat apa yang kemarin gw lakuin. Gw ga yakin banget kemarin ngapain aja. Seingat gw, kemarin pas udah mau pulang..... ah! Iya, emang ada Amber. Tapi habis itu ngapain ya di kamarnya? Aigoooo~ ayolah inget Liz!!
“Liz? Hei, bengong dah” eDrick yang (mungkin) jengkel ngliat gw yang lemot, ga tau kenapa langsung majuin wajahnya tepat di depan muka gw. Tangannya udah mau nyentuh jidat gw aja, dan... DEG!!!
“Ahhh, dame! Stop!” sontak, aku langsung nangkis tangan eDrick yang tinggal semili lagi sempurna nyentuh jidat.
Gw inget! Sialan!!! Kenapa juga bagian itu yang gw ingat?? Kenapa? Kenapa bagian ciumannya aja yang gw inget? Wajah Amber malam itu, aku inget banget. Sedetik lalu, aku inget betul bagaimana kemarin dia sangat “insisting”. Aku jijik banget. Segera setelah berteriak, aku mulai menyeka bibirku. Tidak begitu kentara, aku ga mau eDrick sadar ada sesuatu yang salah kemarin. Antara aku dan Amber.
“Liz? Hei, kenapa triak sih? Beneran sakiti banget, ya?” edrick beneran bingung ngliat reaksi gw barusan.
“gapapa... aku cuman kaget.”
“maaf”
“eDrick...” aku pengen banget nanya segalanya. Bagaimana mereka menemukanku, dan Amber? Banyak sekali pertanyaan di otak ini. Dan lagi, tadi eDrick sempet bilang kalau Yunho yang pertama nemuin gw? Gw terlanjut berharap kalo suara yang manggil gw kemarin tuh suara oppa Jae. Eh....malah si Yunho kampret. Tapi, kalo dipikir-pikir aku lebih lega ditemuin Yunho. Bagaimana kalo Jae ngliat gw pingsan di kamar Amber? Kemaren kan mereka juga sempet ribut... sudahlah, nanti saat kembali ke hotel.... gw bakal nyari dah si Yunho. TUTUP MULUTNYA!!!
“HEH!”sekarang eDrick beneran noyor kepala gw.
“gw tungguin juga ga ngemeng-ngemeng lu. Bikin males. Gw kerja dulu, ya. Ntar kuncinya bawa aja. Kalau mau makan, ada kare di dapur. Keburu telat nih.... ati-ati ya...”
“I-iya... THANKS DRICK!” kata-kata yang terakhir ini berlalu begitu aja, begitu cepat, dan terburu-buru, mengiringi eDrick yang mulai hilang di telan pintu kamar. Tapi aku masih bisa mendengarnya membalas “yo~”
______________________________________________________

Sementara, si biang keladi dari kejadian memalukan kemarin, Amber juga masih bergelung di kasur. Matanya sudah terbuka sejak lama.. subuh tadi dia bangun, dan mendapati dirinya pusing luarbiasa. Ah, lebih tepatnya hangover. Dia bahkan tak cukup kuat untuk mengambil air mineral di sebelah tempat tidurnya. Akhirnya dia hanya tiduran. Saat pusingnya sedikit demi sedikit mereda, Amber mulai menata kembali ingatannya tentang malam tadi. Bagaimana bisa dia dengan liarnya memojokkan lakon utama kita. Bagaimna dia bisa kehilangan akal sehatnya. Bagaimana dia bisa kehilangan kontrol diri, hingga akhirnya melancarkan serangn ciuman ke seorang cewek!
“Aigooo~” sesekali dia terpekik sendiri membayangkan kelakuannya kemarin. Membalikkan tubuhnya dan lantas bergelung dalam selimut menutupi semburat merah di pipinya. Aneh. Itu mabuk. Dia sadar betul dirinya mabuk. Tapi, dia pun sadar omongan yang biasa terlontar dari orang yang mabok adalah sebuah kejujuran. Kejujuran yang biasa ada di hati terdalam. (ceileee).. bukan. Bukannya nafsu, tapi ga tau kenapa perasaan itu muncul dengan sendirinya. Dia baru kali ini mengalami pperasaan aneh itu. Dia begitu nyaman berada di sisi si patissiere manis itu. Iya, baginya dia begitu manis. Begitulah seharusnya seorang cewe. Manis, putih, dan jago masak. Bagaimana dulu dia begitu menginginkan menjadi seseorang seperti itu. Sangat ‘cewek’.
Tok tok!
“Amber... kau sudah bangun?”
“i, iya tunggu” kaget dari lamunannnya yang buyar, Amber buru-buru membukakan pintu bagi tamu di pagi hari itu. Tak peduli dengan nyeri yang sedikit-sedikit timbul.
Cklak! Pintunya terbuka sebelum Amber sempet mebukakannya.
“Sulli?”
“hemh? Kenapa” Sulli tersenyum manis menimpali pertanyaan singkat Amber. Lalu dia mendekat.
“sini, tak usah repot-repot. Tidurlah lagi kalau masih pusing.”
“tentu. Ada apa kesini?” jawabku singkat (Amber POV)
“iiihhhh, jahat banget sih. Aku kan khawatir...” Sulli mulai mencubit lenganku gemas. Aku Cuma bisa meringis. Gadis kecilku ini memang selalu menggemaskan.
“aku baik-baik saja, ah. Lihat”
“ah, aniya...kamu inget kan kejadian tadi malem? Kamu pingsan, Am. dan yang membuatku sebel, ada cewe lain di kamarmu. Malam-malam lagi! Itu ya yang membuatmu melarangku maen ke kamarmu?” sulli mulai merajuk, memonyongkan bibirnya... manis.
“ah, sia cuman patissiere kok. Aku menyuruhnya membuat minuman. Kau tahu? Minumannya enak banget. Minuman yang dulu pernah ku ceritakan.”
“bohong” sekarang Sulli mebelakangiku.
“aish, Sulli...jangan marah... sungguh. Itu beneran” aku refleks mendekatkan diri ke Sulli.
“kau mabuk, Am...” DEG! Sulli tahu
“kemarin aku penasaran. Apa yang kau lakukan malam itu, jadi aku memutuskan untuk main ke kamarmu, tapi di lorong aku bertemu Yunho oppa. Entah sepertinya dia ingin berbicara denganmu juga. Jadi kami bareng deh ke kamarmu. Eh...pas sampai di kamar malah ada yang treak-treak. Terus ada bunyi benturan kenceng banget. Yunho oppa panik...”
“tunggu... aku masih shock. Yunho? Yunho?”
“aku lanjutin dulu... yah, tapi intinya yunho ndobrak pintu kamarmu. Trus tau-tau kamu udah pingsan aja sama si mbak-mbak itu....”
“a, aku..”
“kamu mabuk...” Sulli masih kekeuh munggungin aku.
“iya..”
“bukan iya Amber! Aku tahu kelakuanmu saat mabuk. Bertingkah aneh, ngomong blak-blakan. Dan aku ga yakin kemarin kamu ngapain aja. Sampai ada triakan-triakan seperti itu....”
“hah??” aku hanya bisa berlagak bodoh. Aku bisa mengingat semuanya yang kulakukan saat mabuk. Aku tahu. Aku memaksanya, dan dia berteriak...
“kamu mabuk Am...”
“kata siapa?” aku membela diri”
“Ih!! Jangan mangkir deh! Yunho oppa sendiri yang bilang. Mulutmu bau anggur!” sekarang Sulli menghadpiku lurus-lurus. Mukanya sewot. Sejak kapan aku tak melihat ekspresinya ini? Lama sekali...
“Ahhh...”tanpa sadar aku terpekik. Ini toh yang mebuat aku kliyengan tadi malam. Si Liztya masukin Amber ke minumannya?
“tuh, kan!! Ihhh..” lagi-lagi dia balik badan. Punggungnya yang lecil seakan berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.
“Sulli...” aku merangkulnya. Dia berontak sesaat.
“hei, hei... mian. Mianhae yo. Aku ga tau kalau minuman itu ada anggurnya. Kalau aku tahu, aku tak akan meminumnya, lah. Kau tahu kan”
“bodo, ah...” Sulli masih saja berusaha melonggarkan pelukanku.
“Sulli...” aku mengencangkan pelukanku. Merengkuh pundak kecilnya dalam-dalam.
“ihh...” sebutir air mata menetes di lenganku. Sulli sesenggukan untuk masalah sepele ini? Aduh, aku makin bingung.
“sulli, kenapa nangis sih? Hei.” Aku membalikkan badannya. Mensejajarkan mataku dan matanya. Dai menunduk malu. Dia paling malu kalau ada orang yang melihat muka menangisnya.
“Amber... iks, ihhh... masa iya kamu ga tau?? Aku musti ngomong?? Ga sadar apa?” Sulli mulai memperkeras volume suaranya.
“kenapa? gara-gara aku mabuk lagi? Astaga. Aku bener-bener ga tahu ”
“aku CEMBURU! Puas??” Sulli mulai merunduk. Lebih rendah dari yang tadi ia lakukan. Pundaknya jatuh begitu saja. Air matanya buncah lagi. Sulliku...
“Sulli, maaf...”
Sedetik kemudian bibirku merengkuh bibirnya yang basah. Asin. Aku tak peduli. Aku begitu...merasa bersalah dan...entahlah. perasaan ini. Aku sungguh tak bisa membiarkan Sulli menangis. Dalam ciumanku, Sulli masih berusaha menolak. Memukulkan kepalan tangannya di dadaku. Sakit. Tapi tentu sakit ini tak sebanding dengan hatinya yang merasa dikhianati. Tanganku yang lain berusaha merengkuh pinggangnya, mendekatkannya ke arahku. Sementara tangan yang lain menyibakkan rambutnya. Dan entah sejak kapan Sulli berhenti memukuli dadaku.
“Amm...”Sulli memanggil namaku disela pergulatan bibir kami.
Dia mulai membalasku. Bibirnya menyambut pagutan bibirku di bibirnya. Lembut. Seperti biasa. Selalu seperti itu sejak setahun lalu. Sulliku yang manis... semakin dalam aku memagut bibirnya, semakin intens pula ia membalas ciumanku. Aku menjatuhkannya di kasur... menenggelamkannya dalam dekapanku. Tangannya mulai menahan dadaku, tapi tangan yang lainnya menarik leherku mendekat. Hei? Dasar nakal....
“sulli...” aku mengehntikan ciumanku. Aku ingin berbicara dengannya. Ciuman ini bukan ungkapan maaf tentu. Aku hanya tak bisa mebiarkannya menangis.
“aku mencintaimu...” aku mengungkapkannya lugas....

Senin, 30 Agustus 2010

chocolate love

………………………………….
Kamarnya baguuuus…. Ya iyalah untuk kamar seukuran suit room mana ada yang ga bagus, hah????? Humh, kamarnya bau wangi sumpah….. baru kali ini gw masuk kamar cowok yang sewangi ini…. Hihihihiih, ketauan banget kalo gw ga pernah pacaran sebelumnya….. ato malah, belum pernah diajak masuk ke kamar cowok gw….. (gw ga tau dulu pernah pacaran apa ga….. wahahahaha)….. pertanyaannya sekarang adalah “kenapa gw ada di kamar si sialan ini??”
“WAE???? So you can speak Korean, eh???”
“needless!”
“so let’s speaking Korean!!!!”
“no way! The truth is I Can’t!!! why are you here??”
“I wanna meet you, of course…”
“but unless with this rude way!!! You frightened me!!!”
“mianhe…. Sorry~ this way…..” dia sekarang nyeret gw ke sebuah kamar deket tikungan dimana dulu gw pernah nabrak dia…. Buset…. Kayaknya hari ini nelangsa banget sih gw…..
“it is…..” gw takjim ngliatin sebuah kamar bernomor 1075 di depan gw. Mau diapain nih?????
“come in…..” kalli ini dia mempersilakan dengan sopan…… eheheheheh….
“excuse me….”
“take a seat please, wanna drink something????”
“no thanks…..”
“oh come on! Don’t be shy. Don’t you say that you are Afraid now…. I’m pretty sure that your heart is pounding now,,,,,” seperti biasa,,,, si kurang ajar ini…. Emang kurang ajar……
“orange juice????” dia mengacungkan sebotol besar jus jeruk…. Sigh……
“do as you want…..’ tak lama kemudian dia membawa dua gelas berisi jus jeruk…. Hah, gw nangkep firasat buruk nih kalo dia baek begini…..
“so what’s your favor????”
“heh??? What????”
“don’t play dumb…. I know that you want me to do something…. Don’t pose as kind person while you are not the one……” gw mulai bersungut-sungut…. Mami…. Ini udah malem yak…. Gila aja kalo gw ga pulang-pulang…. Apa kata dunia?????
“hehehe...” dih, dia ketawa ngikik.....
“Oh! Come on!” gw ga sabar juga jadinya....
“well, I want you to sleep with me....”
“wooooooottttt????????????????””””” saking semangtnya gw kaget, gw sampe nyemburin jus jeruk yang gw sruput. Mampus lu!
“yuck! You!!!! You seriously believe me?????” dia malah ngakak ga peduli pakaiannya yang basah kena semburan gw. Apaan sih???? Siapa orangnya yang ga kaget diajak tidur... ato gw aja yang norak???? Man, gw ditembak aja belon, apalagi diajak tidur. Ogah gw!
“kheheheh, of course not! I’m normal. I also love boys.... i don’t like such girl like you.” Dia beranjak, kayaknya sih mau ngebersihin bajunya yang basah.... gw masih cengoh ga keruan nih. Dunno what to do.... tapi omongannya itu bikin eneg tau! Dia hombreng!!!!!!!!!! Jangan-jangan dia suka Jaejong gw???? Mampus!
“it’s abnormal, you.... STOP!!!! Pervert!!!” gw buru-buru nutup mata pas dia mau nglepas bajunya.... ah, mata gw.... jantung gw....
“what???” Amber gantian yang bengong...
“oh! Please deh norak. At lease use the toilet!!!”
“why????” dia ga peduli, dia tetep mau nglepas bajunya, dan lagi-lagi
“STOP!!!! If I were you, I would be shy changing clothes in front of girl, and...” ah, mama.... gw ga bisa ngomong lagi. Pengen pulang.
“because you are girl, I’m not shy.... ah!” dia tau-tau mandeg, terus nyamperin gw yang sekarang udah berdiri. Siap-siap kabur.
“wait! Stop! Don’t move!” lu mau ngapain gw sih, Mber??? Alamak, mentok pintu. Ga bisa kabur..... TT_____________TT
“so, you are so cute in that way. Like a puppy. Are you scared??? Are you nervous, babe??” apah???? Tangannya nempelin gw ke pintu. Dia mrenges sadis. Kayak macan dapet kelinci. Dapet mangsa. Tapi sekarang, mangsanya dia itu gw.... gw mau diapain....
“cute puppy,,,”dia mulai ngelus pipi gw.
“kyaaaaa, stop!!!” gw ngibas-ngibasin tangan gw ke mukanya. Aduh, jangan deket-deket. Jae joong!!!! Junior lu nih!!!!
“what???” dia mendesah di kuping gw, tangannya nuntun tangan gw ke dadanya. Jahil banget. Syaitan edan. Die lebih cabul daripada om-om tua di shinkansen. Balik ke dada..... Dadanya sangat berisi. Berisi daging! Empuk! Hah???? Gw kaget. Amber yang sadar buru-buru ambil jarak... evil smirk! Sadis! Apaan ituh???
“see...”
“kyaaaaa” dia buka baju, Tuhan!!
“i’m a girl...”
“eh?”
“yah...”
“EEEEEEHHHHHHHH????? Nee, wai-“ ah, tunggu! Kecepetan! Apaan sih gw ga ngarti!!!!
“so that’s why I don’t like you.... maybe...” sambil cengengesan dia berjalan masuk ke salah satu kamar di ruangan itu.... hahahaha, gw mimpi kan, ya??? Barusan gw megang dada cewek... mimpi yang indah... cewek! Yang barusan mepetin gw dengan cabulnya itu.... CEWEK! Damn!
“and your task is..... make me choco drink!!!!”
“.....” gw masih bengong di deket pintu... dia bilang apa??????
“oh, you need my sweet whisper again, babe???” dia mulai nakal lagi. Ga maulah gw.
“but...”
“you don’t have chocolate??? You don’t bring the pan??? Apron??? Or what???? I’ve prepared it ALL... no reason for you to refuse.....”
“but it’s quite late... I...”
“ah, maybe you want me to call your boss ‘I complain for your staff named.... she served me badly, split out the drink in my clothes, call me a pervert...”
“oh, shut up!!!” pusing gw. Kayaknya makin lama gw ngebantah dia, makin lama pula gw pulang, makin lama pula gw menunda hidup... ayo Lis!!! Hajar dia!!!
“kitchen??? Follow me...” dia ngeloyor duluan, nunjukin dapurnya-ngasi apron-nunjuk ke kulkas- bla bla bla bla..... cengengesan dan satu hal yang gw liat jelas di mukanya itu “PUAS”
Liat aja lu, ember jebol...... brani-braninya elu nantangin gw.... jam 10.... gw mesti cepetan...
Yah, singkat cerita,..... gw cuman bisa nurutin dia. Demi kepentingan gw juga sih sebenernya. Gw ga mau ada di kamar ini lagi. Ini udah malem. Apalagi..... astaga, besok gw mesti kerja.... heh, jinjja!!! Setelah dengan sukses bikin 2 gelas gede choco drink, ntuh gelas gw kasihin ke juragan ember. Amber sialan ituh..... astaga Tuhan, kalau kalian pengen tahu dia ngapain aja waktu gw di dapur????? Dia mandi...... nyanyi-nyanyi pula! E buset dah ya.... kalo gw ga waras, nih minuman udah gw campurin broklak kali ya... biar dia tahu rasa..... ah.....
“Yo” nah, tuh si ember gober..... keluar dari kamar mandi cuman pake hot pants-tank top.... cih, menyesal gw dulu pernah nyangka dia cowok kece.... ternyata..... gyaaaa!!!!!! Gw inget lagi kalo ternyata dia itu cewek!
“here....” gw gasihin minumannya ke meja terdekat. Gw udah jengah bannget...gw udah mau pulang pas tau-tau dia triak!
“EITS!!! No! I didn’t tell you to go home, eh????” cengengesan dia ngedeketin gw. Berusaha ngalangin gw pulang.....
“But I’ve made it!” gw berang...dia ga tau kali ya kalo seharian tadi tuh capek banget?????? Gw kerja seharian di dapur..... gw pengen pulang, bang!!!!
“come to me!” dia narik tangan gw... bukan, nyeret tangan gw (dan badannya, lah cuy).... maksa gw duduk di kursi..... dan-
“here, take this....” dia nyodorin segelas minumannya ke gw....
“no, it...”
“TAKE THIS” sedikit tekanan pada nada suaranya udah bisa bikin gw takut..... cabul banget suaranya...
“you’ve made it two, so let’s have it together...”
“NO! I just made it as it prepared...... “
“come on, don’t be shy...” dia agak bergeser... duduknya agak mepet ke gw... alamak, dia..... santai, Liz! Dia CEWEK!!!!!
“err, may I ask you samtin????” ga papa kan???? Gw pwnasaran banget lho, bu penulis....
“yah????” dia melirik genit.... “anything for you, babe...”
“Oh, come on.... don’t make fun of me..... seriously I ask! You are girl, aren’t you???”
“yah” enteng banget dia ngejawabnya....
“so, why????”
“eh???? Why for what? I don’t get it.... dia ngusek-ngusek matanya yang mulai merah...”
“ah, forget it...” gw jadi bingung sendiri tadi mau ngomong apaan.... habis, reaksinya enteng begitu... beda banget sama yang barusan. Yang slengekan...
“hey...” Amber tau tau bersuara, suaranya agak berat...
“don’t you think this drink too sweet??? Too sweet and now I’m thirsty...” dia mulai mengelus rambutnya ke belakang.... dia ga nyaman kayaknya. Dan gw sadar kalo gw belum nyicipin minumannya seteguk pun. Iya emang??? Gw ngambil minuman yang masih utuh ada di meja.... trus, minum sedikit- biasa aja....
“no.... it is fine as usual, I think.... “ gw ga yakin sih.... perasaan ga ada yang salah sama resepnya. Ini resep yang ane bikin sejak lama.... sejak SMA... eh, bukan.... SMP???? Aduh, gw ga yakin.... pokoknya udah lama...
“do you think so????” Amber kliatan makin nelangsa, matanya merah banget... dia kliyengan, sempoyongan buat hanya sekedar duduk tegak... apa yang salah, Liz???
Gw masih mikir apa yang salah di minuman andalan gw. Minuman ini baik-baik aja. Nyatanya Jaejoongku tercinta tak pernah protes tiap kali dia pesen nih minuman. Gw Cuma nyampurin coklat, ngrebus irisan kulit jeruk, parutan jahe.... terus???
“hey???” tau-tau Amber udah ada di depan gw. Deket banget.... gw aja sampe bisa ngrasain nafasnya yang anget-panas.... dan bau anggur! Eh???? Masa gw masukin anggur???? Kapan? Gw ga inget. Pas gw mau ambil minuman itu lagi buat mastiin, Amber udah nyengkram lengan gw! Gw mepet di pinggiran kursi...
“hey, stay away!!! Stop!!!” gw berusaha nglepasain tangannya yang kuat banget nyengkeram lengan gw. Astaga susah banget! Dia beneran cewek bukan sih? Sekalinya gw udah berhasil lepas dari tangannya, gw mau lari ke pintu... tau-tau dia udah narik tangan gw lagi...
“hey, say....” Amber mensejajari tubuh gw.... kita sempurna adep-adepan.tangan gw terbelenggu di depan dada. Kaku ga bisa bergerak....
“how love tastes???”
“dunno” gw njawab sekenanya, sambil berusaha nglepasin tangan dari betotannya si Amber. Dia mabok. Asli. Kalo yang ini gw yakin seyakin yakinnya.
“I’m feeling good... I think I’m in love....”
“you must be kidding... get out of me! It hurts....”
“yah, it hurts... I know now, love is hurt.... i’m hurt when I see you smile at Jae hyung..... you don’t see me... at all.... “
“he????”
“i know it’s love... liz...”
“no!!! You drunk!” lepas! Tangan gw lepas...gw bingung.... lari, Liz!
“Liz!!! Listen to me!!” asli! Dia berhsil ngejar gw tepat sebelum gw mbuka pintu... dia mulai menggapai-gapai. Berusaha melluk gw tapi sayangnya gw kali ini berontak hebat. Gw ga mau. Amber mabok. Dan omonganyya itu ngaco, Tuhan...
“LISTEN!!!” kali ini dia serius. Satu dorongan kuatnya berhasil mepetin gw ke tembok dan kali ini...
“ah, ittai!” gw terpekik perlahan. Dorongannya barusan keras banget. Sakit banget, Tuhan. Bunyinya aja kenceng banget. Gw meringis. Sekarang yang gw rasain Cuma sakit... kepala gw rasanya mau pecah... sakit banget, Tuhan.... mata gw udah ga bisa ngelihat Amber dengan jelas... suaranya makin menjauh... Tuhan, sakit....
“I don’t care if you girl, I LOVE YOU!” sedetik setelahnya, gw bisa ngrasain bibirnya nempel di bibir gw hangat.... dia meluk tubuh gw yang sekarang lemes ga keruan.... Ya Tuhan, malam ini penderitaan hambamu ini lengkap sudah.... kalau ciuman ini begitu hangat, begitu lembut.... apa iya ini mabok???? Tuhan.... pelukannya aja se erat ini..... tapi gw terlalu sakit buat bisa ngrasain apalagi menolak...
“LIZ, AMBER!!!!” dari arah pintu, untuk yang terakhir kalinya sebelum gw pingsan, gw ngedenger suara itu... suara indah itu....

Selasa, 20 April 2010

persepsi awal pekan

tidak semua yang ada di hadapanmu akan melulu indah...
tidak semuanya....
kau akan keilangan teman lama untuk dilupakan, atau terlupakan untuk lantas sama sekali berakhir....
namun, kau juga akan menemukan pertemuan yang baru, yang mungkin akan lebih indah...
namun juga, perteuan indah itu akan berakhir..... berawal dari koyak, remah-remah yang jatuh mengikis kokohnya dinding persahabatan itu....
akan roboh mungkin..... puing-puing dan serpihannya dengan lemah terbawa angin yang kuat menyapu kenangan buruk....
apa yang akan kau lakukan????
aku inginnya tak akan mudah jatuh... tak jatuh terlalu dalam... agar saat nantinya saat waktu itu tiba aku tak akan sakit... parah....
karena kau hidup bukan uuntuk persahabatan, kau hidup untuk dirimu sendiri.....

Selasa, 13 April 2010

kimi ni todoke

ga relaaaaaaaaaaaa......
masa iiya udah tamat di episode 25?????!!!!!!!!!!!!!!

Kamis, 11 Maret 2010

karena ingatan manusia terbatas

ingatan manusia itu terbatas...
aku percaya....
aku kadang sanksi.... bahkan teman terdekatku pun akan dengan mudahnya melupakanku sungguh....
sebentar saja ku tak ada, kau akan kehilangan sesosok diriku dalam ingatanmu....
sama seperti siang ini....
aku agak kecewa~

Minggu, 28 Februari 2010

Scolded 20100228

Astaghfirullah!!!!! Allohku!!!!! Alloh!!!!!! Aku baru tahu sekarang!!!!!!! Aku benar-benar tak tahu lagi sekarang mana yang salah!!!!!!
Aku benar-benar tak tahu!!!!!!!!!! Allohku!!!!!!!!!!!!!! Bagaimana baiknya???????????
Dia ya Alloh! Bagaimana ini???? Bukankah aku tadi sudah begitu biasa dengan menyapanya seperti aku yang benar-benar biasanya itu kan ya Alloh! Aku tahu! Kau melihatnya!!!! Ya Bashar!!!!! Dia!!!!!
Aku akan membencinya seumur hidupku jika ini tak akan segera berakhir!!!!! Bukan! Ini baru saja dimulai saat aku menyadarinya!!!! Tadi aku menyadarinya!!!! Senyum yang terkembang itu hanya untuk selain aku!!!!! Tawa renyahnya yang luar biasa membuai tercipta untuk orang lain, bukan aku. Dan mungkin tidak akan pernah aku!!!! Shit!!!!! Maafkan aku mengumpat ya Alloh!!!!
Aku benar-benar tahu ini hanya terjadi padaku!!!!! Bukan pada sahabatku yang selama ini tertawa bersamanya….. hanya pada sahabat inilah dia bisa berbagi sedih dukanya….. bukannya aku berharap Rabbku, bukan! Aku hanya bertanya…. Tanda tanya yang luar biasa berat ini menggelendot manja di pundak lemahku……. Kenapa begitu mudah menjadi seperti ini??????
Ya Alloh, andaikan aku boleh…. Sekeluarnya aku dari kamarnya, tepat segera setelah dia bilang ‘ya udahlah….. biasa aja…’ aku benar-benar ingin berteriak…. Marah! Sedih!!!! Kecewa!!!!!!!! Muak!!!!!!!!! Ya Alloh!!!!!!!! Ya Allohku!!!!!!!!!!!
Mulut itu ya Alloh…. Hanya mulut itu yang membuatku luar biasa kikuk, luar biasa terbuang! Mulut itu!!!! Dengan segala kedinginan yang tercipta di balik wajah yang menaklukkan setiap adam!! Hey!!!!!!! Omae!!!!!!!!!! Ahoooooooo!!!!!!!!!!!!!
Aku benar-benar ijinkan aku mengulangi kata-kata ini, tak habis pikir….. aku benar-benar tak butuh hal macam ini, hal yang hanya bisa merubuhkan keberanianku, masa-masa indah kami, dan segalanya selama ini Ya Alloh!!!!!!!!!! Bagaimana bisa aku berpikir positif, bagaimana bisa aku bersrangka baik sementara dia begitu!!!!!!!!! Seperti itu tadi Allohku!!!!!!!!!
‘rindukah kau denganku teman????’
‘heh, blab la…..’ (aku tak begitu mendengar jelas….. dia hanya bergumam)
‘ihhhh, masa ga ada yang kangen sama aku’ (kau tahu, ini bagian paling biasa dalam keseharianku)
‘yo wes to, yut….. biasa wae’ (kalau boleh aku mengingatkan, hal yang serupa juga pernah terjadi saat dia frustasi dengan kemampuan tesnya yang dia RAGUkan! Saat mood-nya benar-benar jelak itu!!!!! Dan aku berjanji tak akan mengulanginya, tapi…….
‘humh…. Padahal aku kan kangen…..’ (aku tetap bersikap biasa, sungguh kalau kau ingin tahu!!!!)
Saat tak ada kata-kata lagi, saat kurasa hatiku ini akan meledak jika meneruskan patahan kata yang masih tertahan, aku keluar….. sekarang ini, bukan, tadi itu bukan lagi dongkol menurutku….. itu amarah….. walaupun tak terkatakan!!!!!!!!!
Menggeram tak ada guna, mengumpat hanya menambah dosa, mengajak bicara sepadan dengan dalamnya luka yang akan kudapat lagi…… aku tak mau!!!!!!!!! Bukan berarti aku takut!! Tak ada gunanya membuang keberanianmu, menyiakan keceriaanmu untuk manusia itu….. manuia itu…… manusia itu…… manusia itu….. manusia itu….. aku ingin menghilang rasanya jika ingat hal yang barusan…..
Mulut itu ya Alloh!!!!! Manusia itu Rabbku!!!!! Dia!!!!!!!!!!!!
Apa aku salah?????? Sepertinya iya….. karena aku membiarkan hatiku diporakkan olehnya….. mengapa juga aku masih bertahan?????? Biarkan saja kan….. memang seharusnya begitu….. akku pikir, tak ada yang bisa lagi kami satukan….. semuanya begitu membetur nalarku…. Mental…. Tak cocok untuk kucerna bahkan kusesuaikan….. mulai dari caranya bertingkah, bersuara, bertutur, hingga hal-hal terkecil sekalipun….. aku bahakan jengah melihatnya melenggangkan kakinya menyusuri jalan kampus, aku mulai bosan melihatnya terus berkutat dengan kegiatan yang memabukkan akademisi dadakan seperti dia….. semuanya mulai tak begitu masuk akal di otakku…..
Aku mulai membenci dia….
Aku akan mulai melangkah ke belakang, teratur, menjauhinya….. untuk menjaga hatiku…..
Aku kan meneruskannya, ya Alloh….
Ijinkan aku…..
Aku tak mau begini terus….
Manusia itu….. manusia dengan mulut yang itu, Rabbku….
Bagaimana bisa aku bermanis tutur lagi dengannya??????
Aku tak akan bisa dan tak akan mau kurasa…..
Setelah kata-kata tadi itu……. Lihat….. dia tertawa…. Bukan bad mood lagi namanya saat kau bisa tertawa dengan orang lain yang berbeda….. itu pilih-pilih!!!!! Dan aku bukan orang yang dia pilih untuk hal ini tentu…..
Mana kata-katamu dulu “kau temanku, ga ada yang special….. semuanya sama”
Itu “SAMPAH” kau tahu…..
Dan kebusukannya mulai merembas di hatiku saat kau menyayatnya, meski hanya sedikit…. Dengan kata-kata itu….. kata-kata yang sedingin biang es…..
Hei manusia……. Kurasa aku tahu kata-kata yang tepat untuk menutup gelisahku ini…… aku tahu…..
I admit it, I were scolded~~~~
ā°

Minggu, 21 Februari 2010

surprised!

Surprised!!!!!! (20100220)
In this night, the world spinning around still… no matter how it feels, I can’t resist how loosing someone really is hard… emptiness, beyond spaces and cold hearted such kind a harsh for me…..
No matter what, I have to face it. Whatever rude it is…. how much pain it caused, and when it solved over by…..
It is not “I’m counting on you” anymore, I prefer stay quit…. ‘Cause spaces can’t easily shorten…. Because trust will never take a quick time to advance…..
I do believe that you are not mine….. You are not forever mine…. And I’ll never forgive your entire have done to me.
Spaces….. It surprisingly when I found myself got depressed just because of you.
Oh my, oh my……. It can’t help…..
Mom, I do want to cry…. I can’t resist….
It is not pain…. It is death!!!! But I can’t cry….. Dear my written prince there….. Can you here my trembling voice???? There’s no way I can fight for…. Who will care???? My only hope is we can meet each other…. So that I can release what I’m worrying about…. Dear my prince, how can it be???? I don’t understand…. How can it be easily to crush the beautiful line between us????? I don’t want to be betrayed! Because they such kind a brat that can’t understand me!!!! They don’t know how big my brave built in a night to greet them! They totally DO NOT know!!!!
And I do understand obviously that it is easy to let me ruined…. Pieces to pieces, spot to spot, hair by hair!!!!!!!!!!!!! It is NEEDLESS!!!!!!!!!!!!! I really want to grow this heart red….. I want nobody but me!!!! They are not deserved for this! Zettai ni dame!!!! Kusooooooo~~~
My destined prince, it surprised me when I can’t hold on…..
Should I die???? °

senandung di penghujung usia

Senandung di penghujung usia…… 20100221
Ada yang bersibuk dengan urusan ditinggal pacar…. Ada yang memusingkan bagaimana menyenangkan sang pujaan hati, bahkan tak sedikit yang panic merebut perhatian sang idola…. Bagiamana kawan???? Aku tak sedikitpun terbesit bahkan tak pernah sekalipun!
Sekali itu saja sudah cukup membuatku luar biasa terpuruk, luarbiasa terluka hingga nganganya masih bisa mengembuskan kebusukan di sudut hatiku.
Cukup sekali itu….
Cukup sekali itu mengharapkan dia ada saat kita bukanlah “aku dan kau”….. sekali itu saat aku harap-harap cemas menghadapi hari jadiku. Saat itu saja kawan….
Sekali itu saja aku mengizinkan segala menjadi indah tanpa toleransi, hingga sesuatu yang manis itu, yang rapuh itu kelak menjadi momok dalam bayang mimpiku….
Sekali itu saja dia kan berani menginjakku…. Sekali itu saja aku bersandar goyah dan begitu kecil! Sekali saja, Tuhan!
Dan sekarang, saat segalanya selayaknya mereka yang haus kasih sayang, dan kehangatan, aku tak serupa….. selayaknya inilah aku yang lebih tertutup dari yang dulu.
Hanya malam-malam itu saja yang menenangkanku. Hanya malam yang Kau beri itu, Rabb-ku,,,,,
Dia hard, begitu indah…. Meresap di pelupuk mataku dengan lembut layaknya air mata…. Memetak siluet luar biasa bijak dalam sendi otakku yang makin nanar. Bijaksana. Hangat, Tuhan. Dia yang tak terkatakan. Dia yang kuduga bukan dari kelompok yang biasa wira-wiri di hariku.
Dia begitu menenangkan untuk tidak menyebutnya penuh hangat dan kasih sayang.
Dia berbeda dari yang pernah ku kenal. Wajahnya pun masih Kau rahasiakan agar dia tetap terjaga. Tidak ternoda. Siapa dia???? Aku tidak berhayal bukan???? Dan aku tidak melulu terbuai angan-angan kosong,kok….
Kalaupun ada yang akan semanis itu, sewajar itu, sehangat itu, sebijak itu, akku akan menunggu. Aku tak akan mengeluh oleh masa lalu yang tak termaafkan. Aku tak akan goyah hanya karena beradu dengan yang lain. Aku tak akan, Rabb…. Tolong jagalah hingga saatnya tiba.
Kalau dalam mimpiku aku begitu rapuh, aku berharapa itu kerapuhan atas segala kekurangan yang akan kubincangkan dengannya. Bukan kerapuhan hanya karena tak bisa berkata “tidak” dan “jangan”.
Kalau dalam mimpiku aku begitu ceria, aku berharap itu karen dia menemukan diriku yang tertutup. Bukan karena senyum imitasi bertajuk “aku dan dia”. Bukan kan…..
Mimppiku, dan pengeran dalam mimpiku itulah Tuhan….. yang menjadikanku kuat…..
Aku tak peduli yang lain…. Dan semoga Kau menjadikan dia yang belum saatnya itu halal bagiku kelak…. Belum saatnya aku mengecap madu yang penuh dahaga itu Tuhan… aku percaya…
Itu kan takdirMu????
Aku tahu….
Bila sang pangeranku tak datang hari inipun aku tak akan mengeluh lagi saat seperti aku mengelluhkan mereaka yang tak ku mengerti, mereaka yang dengan luar biasa gampang berpaling, menjauh, tak menyisakan sedikitpun celah untukku mengumpat! Tidak.
Cukuplah Kau menjaga dia untukku.

Senin, 15 Februari 2010

Filth in the beauty

Yang membuat segalanya indah itu apa???? Kalau saja pertanyaan ini terjawab gampang, aku pasti lega. Tidak ada yang melulu indah. Entah itu kecil ataupun besar. Mulai dari diriku yang terus saja menuntut, kau yang terus saja merajuk, kalian yang terus saja menjauh.
Bukan hal yang menyakitkan sungguh. Tapi SANGAT ku benci. Kalaupun ada aku di sela sela waktu kalian, akankah kalian berpaling? Untuk sekedar mengajakku singgah….
Males banget sumpah.
Semuanya tidak seindah apa yang kurencanakan. Tiba-tiba koyak, lena, dan hancur jadi remah-remah yang begitu mudah diterbangkan angin. Musnah!!!! Sial!!!! Apalagi yang belum terencanakan?
Saat-saat indah itu memang membahagiakan. Tapi tak layak bagiku untuk terus berkubangnya. Sekali mentas, pasti sensasi dinginnya akan menyeruak masuk hingga sumsum. Sungguh menyebalkan. Aku benci kenapa begini???
Dengar…. Bagaimana ini? Semuanaya begitu paradoksial. Aku ingin mereka tahu, tapi mereka SEAKAN tak menahu…. Ayah, bukan…. Teman, sebaiknya bagaimana? Melulu indah tak baik kan???? Karena kita tak akan bisa merasa bagaimana buruk itu kadang membelajari.
Aku ingin mengoyak segalanya….. segala yang membebaniku hingga keeping.
Aku ingin menjaga apa yang berharga hingga aku tak tahu mesti bagaimana…..
Bagaimana ini???? Semua ini memang aku. Akku yang merasakannya. Bukan kalian, atau mereka ….. aku…..
Aku pula yang menilai mana yang indah???? Aku yang meretas ini…. Aku yang membuatnya menjadi sangat membebaniku.
Sungguh sangat KOTOR!

IRONIS!!!!!!!!!!!!!!!

Yo!!!!
Betapa bahagianya…..
Kayaknya enak ya bisa setenang itu…. Serajin itu mengerjakan segalanya. Tugas…. Wawh! Pikirku takjub.
Aku tidak seperti itu… dan mungkin tidak semudah itu akan bisa menirunya.
Mana bisa??? Kalau aku semalas ini… selama bisa santai, ya santai saja…. Tugas bisa dikerjakan kapanpun…. Santai belum tentu…. Kalau capek, rehat…. Tidak perlu ada kata tugas. Tidur lebih baik.
Bagaimana bisa ya>>> kalau capek segalanya terlupakan bagiku.
Tugas bisa menyusul besok pagi saat bangun. Dikerjakan dalam beberapa jam selesai insya Aloh….
Tapi kenapa ya???? Aku bisa begitu takjub saat orang lain gigih berjuang mengerjakan tugasnya…
Bahkan kadang aku malu dan segan….
Ckckck~
Tapi, yang aku pikir…. Kalau kesungguhan hari ini pudar untuk masa depan yang tertunda-diulang-dijelang…. Bagaimana jadinya ya??? Tidakkah sia-sia???? Curang… sementara aku yang benar-benar di sini tidak serajin itu, tidak sesungguh itu…. Kalian,,,,, membuatku selalu bertanya….
Kenapa????
Bisa jelaskan????
Tapi ada juga yang benar-benar all out… entahlah…. Bahkan menurutku itu terlalu memaksakan diri….
Tidak sepentung itu hingga lupa makan, tidur bahkan…
Akku tidak mengerti lagi… bagaimana bisa tidak tidur??? Tugas ini bisa diperbaiki hari kemudian….
Tapi bagaimana ya???? Kalau gagal, masa iya kau akan meratap se-sedih iitu? Sedepresi iitu hingga kau butuh berjalan selama hampir 2 jam???? Meratap, bukan…. Menyesali diri hingga berdampak ke sekitarmu, heh????
Aku rasa itu tidak adil…. Ketika akhirnya keterpurukanmu itu akirnya terbalas: perfect score!
Cih…. Aku tak tahu…. Kalau kau tahu kau bisa, kau tidak perlu sekhawatir itu, cukuplah diam… merendahkan hati…. Bukan malah seperti itu: ribut mengeluh, merajuk….
Hah~
Curang…. Kenapa tidak ada yang wajar? Setidaknya, kalau kau capek: istirahatlah, makanlah. Bahkan kalau perlu: tidurlah! Dosen tak kan membunuhmu jika kau melewatkan atau mungkin hanya tidak menyelesaikan satu tugas. Tidak!!! Karena dulu diapun tentu seperti itu. Ada kalanya dia jenuh. Benar-benar jenuh hingga capek. Putus asa dan pelariannya adalah: tidur. Istirahatkah untuk tidak menyebutnya tidur untuk kesekian kalinya.
Bukannya mengapa… tapi, tidakkah kalian berpikir sepertiku saat menemui hal yang sama???
Hei…. Kalian bukan hidup untuk melulu dicekoki dengan bejibun tugas yang luar biasa menguras waktu dan pikiran…. Kalian sudah cukup mengenya jam kuliah saat matahari masih melek…. Dan tidakkah kalian ingin untuk kembali ke peraduan saat matahari juga silam lelah???
Hal ini: hal yang kalian perjuangkan dengan mengorbankan jam tidur itu tidak selyaknya lantas kalian keluhkan “kapan berakhir?” lho….
Tidak…. Karena hal seperti itu: ironis!
Fenomena anak kuliahan baru yang gila tugas… bukan, lebih tepatnya dibuat menggilai tugas… terpaksa…. Tuntutan… karena sistemnya seperti itu…. Coba kalau sistemnya berbeda, pasti tidak seperti in kebanyakan….
Apa karena waktu???? Tidak bisa membagi waktu???
Waktu yang sesempit ini dengan tugas yang sebanyak itu…. Bukankah itu masalahnya? masalh yang seharusnya kita atasi…. Kita, mahasiswa… murid, pekerja…. Yang berkutat dengan bidangnya,,,,
Jadi apa intinya???
Dari kekaguman atas kegigihan…
Beralih ke pertanyaan tentang kecakapan….
Tentang ironi…
Tentang kesempatan untuk beristirahat,,,,
Istirahatkan badanmu…. Pikiranmu… hatimu….
Take your time…. Be wise…
And let me learn from you….. how you all do these messed things sincerely????

Rabu, 03 Februari 2010

CHOCOLATE LOVE

“haaaahh” aku menghela napas keras-keras…. Capek banget rasanya….. shift kali ini sampai jam 11 malam… tapi ga tau kenapa lebih capek dari pada shift yang sampe jam2…. E’Drick udah bertingkah biasa lagi tadi…. Aku tadi udah misuh-misuh ke dia gara-gara bikin janji seenaknya,,,, sekarang dia gw hukum beresin dapur…. Hakakakakak, rasain….. hah, aku berjalan gontai ke staff room…. Melewati tikungan di mana dulu aku tabrakan sama Amber…. Sial!!!! Bikin keki aja….
Aku masuk ke staff room…. Sepi…. Ga ada siapa-siapa kecuali jejeran lokker tempat nyimpan barang-barang… ckrekkk! Pintu terbuka….
“Liz?????” eh???? Aku menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok itu dalam temaram lampu –asal tahu, staff room tuh satu-satunya ruangan yang paling gelap stelah gudang dan kamar penyimpanan…. Suara indah itu, bass…. Suara yang ku kenal~~~ masa iya secepat ini????
“eDrick??? Belum pulang lu?” jujur, kirain si Jaejae yang masuk…. Tiwas gw panic!!! Balikin panic gw, eDrick reseh!!!
“lhah? Pan harusnya gw yang nanya gitu. Lu kenapa masih di sini coba??? Bukannya nemuin si Jaejoong-mu tercinta~”
“beuh!! Kemana aja lu, kang???? Barusan uda kelar noh! GATOT!!!! Gagal maning!!! Ada aja ya alangan buat bisa lancar ngobrol sama dia???”
“kenapa lagi emang?” eDrick nanya sambil mungut sesuatu di lokernya.
“ada tukang bikin ribut!!! Cowok yang dulu gw tabrak. Inget ga lo Drick? Gw pernah cerita”
“iya. Yang lu bilang songong banget ituh?” selesai mungut handuk kecil (kirain ganja), dia sekarang sepenuhnya ndengerin omongan gw.
“pinter lu!!! Tadi dia bareng sama si Jaejae!!! Bayangkan!! Mana bisa bebas? Mana dia bikin repot gw lagi!!! AAAAAAAHHH!!!!!” seketika gw teriak, gw inget!
“kenapa lu? Kaget monyong!!!!” eDrick protes sambil nutup kupingnya~
“elu tuuh ye, emang ga seneng liat temen sendiri seneng??”
“apaan???”
“lu kan yang seenaknya bikin janji ke dia, janji gw bakal ngebikinin dia coklat???”
“heeee?” eDrick nganga lebar
“budek lu???” gw siap2 nriakin kupingnya lagi~
“Amber!?”
“nah! Sadar? Inget lu sekarang??”
“e…. e, itu…..” dari bolot, mlongo, menjadi gagap dadakan….. please, Drick!!! 6^^
“apa?”
“ya itu, lizzzz….. habisnya dulu tuh urgent banget. Bener2 kiamat dah kalo gw ga bikin tuh janji!!!”
“iya kiamat di elu kan harusnya, bukannya malah gw yang dibikin repot hah???? Enak aja….. gara2 tuh bocah reseh, gw ga jadi ngobrol lancar dah sama baby Jae-chan~~~”
“ya maap, lizzzzz” edrick nyengir. Rasanya aneh juga kita udah bisa ngobrol lancar bin sebiasa ini setelah adegan ‘berbahaya’ di dapur tadi…. Ehehehehe, gw mah ok ok aja. Asalkan kita ga kikuk, asalkan kita ga berantem, asalkan kita tetep temenan….. Yokatta~~ (baca: thank God~~~ XDDD)
“eh, liz” tiba2 dia ngemeng…..
“hem???” capek, gw akhirnya duduk selonjor di lantai…. eDrick ikutan….
“tau ga????”
“hem???”
“si Amber tuh kayaknya bukan cowok deh…..”
“hem….”
“lu denger ga sih?????” dia noyor kepala gw….. “Amber….”
“AAAAPPPPPAAAAA????????” gw mendadak sadar. “bukan cowok”????
“maksud lo apa nih, drick???”
“KAYAKNYA” dia nyengir licik…. “kaget bener…..”
“lha iyalah! Lha lu ngomongnya serius gitu! Gimana gw ga kaget????”
“mana ada orang bengong bisa dengerr omongan gw? Apalagi sampe kaget????”
“lhah barusan…..”
“elunya yang lemot!!!!!” lagi2 dia noyor kepala gw. Demen bener yak si bolot nih noyor2 kepala gw????
“yaudalah, ngeles mulu nih. Kenapa llu bilang begitu, heh????”
“ga siiiih, gw Cuma mikir kalo mukanya tuh muka banci!”
“sembarangan!!!” sekarang gentian gw yang noyor kepala bolotnya si eDrick…. “muka cakep gitu lu kata muka banci????”
“santai dulu, neng…. Gw tuh cowok. Kakak sama adek gw tuh cowok. Gw ngati lah gimana ngebedain cowo mana cewe…..”
“emang bisa?”
“lhah bisa!!!! Lha elu bktinya. Gw bisa tau kan kalo elu cewe!”
“itu mah nini nini tua juga ngarti kalo gw yang manis ini cewe. Tolol banget sih.”
“bukan,! Aduuuuuuuuh, susah ngomongnya Lizzzzz. Pokoknya tuh gw ngerasa kalo dia ttuh cewe.”
“ga ah. Mana ada cewe yang cara ngemengnya kasar gitu???? Songong pula! Berandal banget dia……”
“iya juga siiiih. Tapi ga tau kenapa…..”
“Eh, tapi……” gw inget…… tadi….
“???”
“tadi bebih Jae-chiiiii nyebut dia pake ‘she’ lhoh!!!!”
“tuh kaaaaaaaaaan!!!!” eDrick jumawa. Idungnya kembang kempis ngerasa pikirannya emang ga salah.
“iya. Tapi, kali aja Jae salah sebut. Atau gw yang salah denger. ‘she’ sama ‘he’ pan Cuma beda satu huruf doing…..”
“jjjjjahhh!!!! Mana a….” riiing ring riiiing, tau2 hape eDrick bunyi.
“mampus gw!!!! Gw kelupaan! Gw tadi lagi manggang roti! Mere misuh2 nih. Gw cabut dulu yak!!!!”
“tunggu! Ikut!” gw langsung ngambil tas plus jaket dari loker. Oyah, jangan lupa dikunci…. Lalu meluncurlah kita keluar staff room. Ehehehehe,
“shift malem nih ceritanya????”
“iye!!!!” eDrick buru2 jalan sambil ngutak ngatik hapenya. Kayaknya sih lagi bales SMS-nya si Mere…. Hakakakakak, salah siapa malah ngobrol sama gw??? Gw kan….. “emmmph”
“iye bentar nynyir. Nih gw juga lagi jalan. Iye. Iye, tadi lagi keasikan ngobrol sama si Listya…. Nih die nih orangnya kalo lug a percaya. Liz, Mere ngeyel lagi….” Pas dia nengok ke belakang,,,,, “Lizzz??? Woi!!!” kemana juga tuh cewe satu satu???? Gw tinggal ngemeng bentar aja udah ngacir ga keruan ke mana,,,,, awas ya…… “DDDDDDDDDDRRRRICCCCCK!!!!!” astajiiiiim, si Mere masih aja ya neriakin gw ! bodo ah, Liz. Ntar gampang juga ketemu sendiri……
“hemppph” gw kelojotan. Berontak! Mampus gw, kawanan perampok hotel!!! Ati gw komat kamit baca doa…… Tuha, gw belum sempet ciuman sama Jae…. Pacaran juga belum….. masa iya gw harus mati sekarang????
“heeemmmmph!!!!!!” kali ini gw nendang2 kakinya….
“Au!!!!”
“Eh????” segera setelah dia teriak, bekepannya lepas, gw bebas…..
“EEEEEHHHHH??????” gw ga kalah kagetnya!!!!! “Omae!!!!!!” AMBER!!!!!

“YO!” pantat….. mana ada orang gila yang Cuma bisa bilang ‘YO’ sambil mringis nahan kakinya yang sakit???
“sorry….”
“wwww, why???”
“eh????”
“Where’s Jae????”
“ you should have asked me ‘why are you here?’”
“WAE YO????”
………………………………….

Senin, 04 Januari 2010

CHOCOLATE LOVE

“good afternoon, sir…” aku menyapa sewajar mungkin
“good afternoon, miss Listya~” dia njawab dengan senyum simpulnya yang biasa… tapi tetap luar biasa menggodaku…
“take your seat please…” dia mempersilakan bangku di depannya yang kosong… di samping seorang yang kayaknya pernah gw liat sebelumnya…. Wajahnya tak terlihat… dia memalingkan muka begitu aku datang mendekat…. Siapa????
“how are you today???” Jae berbasa-basi…
“fine thank, how bout you???? Where’s your friend???” aku belagak bego gitu nanyain kemana si Yunho….. daripada mati kutu????
“fine, too… er, he’s going outside with my other friends…”
“and…” aku menolehkan mukaku ke arah orang di sebelahku
“ah!!! I’m sorry.. here’s my friend… heh!!!! Kasih salam dulu, nyong!!!” ehehehe, Jae ngemeng pake bahasa Korea lagi… orang sebelah gw noleh males-malesan…. Dia…. DIA!!!!! Gw tau!!!! Si kurang ajar yang songong!!!! Yang tabrakan di lorong!!!! Yang ga mau njabat tangan gw!!!! Najis!!!!
“Amber….” Dia menyalami tanganku. Tangan yang hangat, dan kecil,,,, hampir sama dengan milikku…
Gw ga terima kalau init uh dia!!!!!! AMBER!!!!!! bener-bener ya!!! Gw ga pernah nyangka!!!!!! AMBER!!!!!! Tapi……







Emang Amber tuh siapa????? Culun bener gw!!!! Gw ga pernah tau ada boy band yang anggotanya bernama “Amber” ato jangan-jangan dia anggota barunya DBSK???? Gosh!!! Gw ga tau… bener-bener dah….. tapi tampangnya tuh tampang artis gitu dah! Terus jadinya, dia siapa dong, my man????

“Liz… Listya…. Nice to meet you…” gw buru-buru ambil kendali. Ga mungkin gw bertahan dengan tampang culun bin cengoh di depan Jae tersayang kan?????
“oh, well…. It’s our first time to talk each other since that bad accident…” Amber mulai ember dah…..
“ehehehe, yes…” aku kikuk ngejawab… gw ga tau mesti jawab gimana…
“so, I really like your chocolate drink…. I always order it…. So does Yunho…. Though he admits to say he likes yours….” Ini lagi nih akang…. Cemburu bener ya????? Belum apa-apa dia udah ngallihin pembicaraan gitu….. tapi ya, syukkur dah. Gw ga perlu tengsin~ ^o^
“ehehehe, really?? Thank you….” Dari tadi si Amber. Tapi btw, habis dia negor gw dia cuman diem aja sambil ngliatin ke arahku tajam…. Sebelah kupingku berasa ditusuk-tusuk jarum…. Sial!!! Masa iya lu masih ogah sama gw???? Ada juga gw yang mestinya najis sama lu!!!! Jangan bikang lug a inget pernah nampik kebaikan gw ya!!!! *keluar deh sipat aslinya ni bocah….. sang pemeran utama kita……..*
“so, you are the patissiere who made this???” Amber bersuara untuk kedua kalinya…. Ajaib!!! *emang lu kata dia jin apa???? Baru denger suaranya aja udah heboh begini????*
“y, yes, sir…” suaraku bergetar… suara Amber nge-bass… mirip kayak suara e’Drick…. Tapi suara e’Drick lebih nge-bass…. Apa maksudnya??? Ta, tapi, biasa aja lis…. Tahan hati… tahan diri….. inget, Jaejoong di depan mata lu!!! Sekali sambit, eh sekali peluk bisa dah tuh!!!!
“ohh, I want you to make it for me…”
“eeeehhh????” aku dan Jae serempak kaget ndenger Amber ngomong barusan…. Ancur semua pertahanan gw!!!!! Jujur ya, Amber tuh cakep…. And gw paling ga bisa nolak sama yang macem gini! Swear!!!! Tapi, For what????
“maksud lu apa, sih???” Jae kayaknya sewot… eh???? Sewot????
“ga ada… do you mind????” Amber nglanjutin omongannya serius…. Matanya juga masih natap aku lurus-lurus…. Mamaaaaak, gw mesti gimana???? Matanya maaaak!!!!! Dia ngingetin gw kw Min ho-nya SHINee…… adodododododododoh, mana dia request lagi!!!! Request tuh salah satu hak pelanggan yang musti dilayanin patissiere. Say something, Jae!!! Siapapun!!!
“I’m sorry for all this sudden…” Jae berusaha nengahin bin ga panik.
“no, your friend promised me…. He said that I can ask you WHENEVER I want…. And I want you to make it…..fulfill your duty” dia memaksaku dengan matanya…..
“Amber!!!!” Jae naik pitam juga…. Dari bangkunya dia natap Amber sewot, suaranya tiba-tiba meninggi. Aksen Korea yang khas waktu dia marah….. keren…. XDDDDD
“lu tu ga sopan bilang kayak gitu…. Mana ada orang yang mau minta dibikinin sesuatu malah maksa kayak gitu, hah????”
“Ini hakku, hyung!!!! Temannya yang tadi udah janji ke gw!!!! Dan sekarang ge mw nagih janjinya!!!! Gw ga salah dong!!!!” mereka mulai beradu mulut pake bahasanya sendiri…. Aku panik…. Tamu-tamu yang lain pada ngliatin meja kami…
“yang janji kan temennya dia, bukan dia!!!! Dia ga berhak Menuhin permintaan lu yang kkonyol gini lah!!!” Jae udah siap-siap berdiri…. Ga ngajak berantem kan Jae????
“anoooo, excuse me…. Please don’t make the other guest being disturbed….” Keluar dah kata-kata klise ala pelayan…. Habis gimana dong? Gw ga tau mesti ngomong apa. Mana ga ngarti apa yang mereka omongin pula!!! Kacang banget gw! Malu!
“Sorry!!! But she’s really unpolite to you!!!! And I don’t like it!!!!” Jae meninggikan suaranya pada kalimat yang terakhir…..
“shut up!!!!” Amber balas Jaejoong dengan lebih sewot…. Muka mereka merah…..
Tapi….. apa aku ga salah denger??? Gw kemarin baru mbersihin kuping, ga mungkin mendadak bolot kan???..... she’s really unpolite….. she???? Amber itu cowok kan, Jae???? Setidaknya itu yang gw liat….. gw pusing…..
“well, excuse me…. I gotta go… I have to prepare the deserts for dinner…. If you don’t mind… I’ll leave….” Gw ga tau lagi mesti gimana…. Gw ngeles aja…..gw udah mulai ninggalin bangku dan dengan agak dongkol mulai misuh-misuh di dalam ati….. kenapa tiap gw pengen ketemu Jae baik-baik mesti ada aja alangannya…. Damn!!!! 8>///<8
“wait… can you stay here any longer????” Jae ngeraih tanganku, tangannya seolah berkata ‘jangan pergi dulu…’ semoga bener, Tuhan,,,,,
“I’m really sorry, sir…. It’s my duty….I’ve been leaving for a few time and now I gotta get back” bohong banget lu, Lis!!!! Padahal sih, gw tadi udah minta tolong sama E’Drick buat nggantiin giliran gw.
“yeah, I know…. But please can you stay here??? A lil more time…. We just didn’t talk much!” dia mulai merajuk, lucu. Tapi mau gimana lagi Jae??? TT_________TT
“but we can meet next time sir… I’ll always come whenever you want”
“and the WHENEVER reminds me about your promise. Or the WHENEVER that your friend had promised to me…. I’ll get whatever I want….. be ready…..” Amber berkata dengan santai sambil melirik Jae yang mulai kesetanan lagi mendengar omongannya yang asal…..
“I’m leaving, sir…. See you soon… see you“ see you yang terakhir gw tujuin ke Amber…. Gitu etisnya… tapi gw ga berani liat wajahnya….. Cuma membungkukkan badan sebagaimana mestinya, dengan tangan Jae yang masih megangin tangan gw~
“Absolutely…..” Amber ngejawab omongan gw dengan yakin. Seolah kita bakal ketemu lagi….. gw ga mau!!!!
“Ok, see you SOON” Jae njawab agak lemes…. Dia melepaskan tangannya yang memegang tanganku hangat….. kayaknya dia ga denger tuh omongan gw yang terakhir… padahal gw stengah mati bilangnya, maluuuuu!!!!
Aku gontai berjalan meninggalkan meja itu… meninggalkan Jae dengan muka kecewanya…(mungkin), meninggalkan Amber yang menuntut janjinya untuk di tepati….(gw ga pernah janji ma elu!!!!) Aku bingung… e’Drick berjanji ke Amber berarti???? Sialannnnn…. Jae…. Kapan yang kau maksud SOON itu??? Aku ingin secepatnya…. Aku memegang tanganku yang tadi Jae pegang,,,, hangat…..




BERSAMBUNG~

Slider(Do not Edit Here!)