Minggu, 21 Februari 2010

senandung di penghujung usia

Senandung di penghujung usia…… 20100221
Ada yang bersibuk dengan urusan ditinggal pacar…. Ada yang memusingkan bagaimana menyenangkan sang pujaan hati, bahkan tak sedikit yang panic merebut perhatian sang idola…. Bagiamana kawan???? Aku tak sedikitpun terbesit bahkan tak pernah sekalipun!
Sekali itu saja sudah cukup membuatku luar biasa terpuruk, luarbiasa terluka hingga nganganya masih bisa mengembuskan kebusukan di sudut hatiku.
Cukup sekali itu….
Cukup sekali itu mengharapkan dia ada saat kita bukanlah “aku dan kau”….. sekali itu saat aku harap-harap cemas menghadapi hari jadiku. Saat itu saja kawan….
Sekali itu saja aku mengizinkan segala menjadi indah tanpa toleransi, hingga sesuatu yang manis itu, yang rapuh itu kelak menjadi momok dalam bayang mimpiku….
Sekali itu saja dia kan berani menginjakku…. Sekali itu saja aku bersandar goyah dan begitu kecil! Sekali saja, Tuhan!
Dan sekarang, saat segalanya selayaknya mereka yang haus kasih sayang, dan kehangatan, aku tak serupa….. selayaknya inilah aku yang lebih tertutup dari yang dulu.
Hanya malam-malam itu saja yang menenangkanku. Hanya malam yang Kau beri itu, Rabb-ku,,,,,
Dia hard, begitu indah…. Meresap di pelupuk mataku dengan lembut layaknya air mata…. Memetak siluet luar biasa bijak dalam sendi otakku yang makin nanar. Bijaksana. Hangat, Tuhan. Dia yang tak terkatakan. Dia yang kuduga bukan dari kelompok yang biasa wira-wiri di hariku.
Dia begitu menenangkan untuk tidak menyebutnya penuh hangat dan kasih sayang.
Dia berbeda dari yang pernah ku kenal. Wajahnya pun masih Kau rahasiakan agar dia tetap terjaga. Tidak ternoda. Siapa dia???? Aku tidak berhayal bukan???? Dan aku tidak melulu terbuai angan-angan kosong,kok….
Kalaupun ada yang akan semanis itu, sewajar itu, sehangat itu, sebijak itu, akku akan menunggu. Aku tak akan mengeluh oleh masa lalu yang tak termaafkan. Aku tak akan goyah hanya karena beradu dengan yang lain. Aku tak akan, Rabb…. Tolong jagalah hingga saatnya tiba.
Kalau dalam mimpiku aku begitu rapuh, aku berharapa itu kerapuhan atas segala kekurangan yang akan kubincangkan dengannya. Bukan kerapuhan hanya karena tak bisa berkata “tidak” dan “jangan”.
Kalau dalam mimpiku aku begitu ceria, aku berharap itu karen dia menemukan diriku yang tertutup. Bukan karena senyum imitasi bertajuk “aku dan dia”. Bukan kan…..
Mimppiku, dan pengeran dalam mimpiku itulah Tuhan….. yang menjadikanku kuat…..
Aku tak peduli yang lain…. Dan semoga Kau menjadikan dia yang belum saatnya itu halal bagiku kelak…. Belum saatnya aku mengecap madu yang penuh dahaga itu Tuhan… aku percaya…
Itu kan takdirMu????
Aku tahu….
Bila sang pangeranku tak datang hari inipun aku tak akan mengeluh lagi saat seperti aku mengelluhkan mereaka yang tak ku mengerti, mereaka yang dengan luar biasa gampang berpaling, menjauh, tak menyisakan sedikitpun celah untukku mengumpat! Tidak.
Cukuplah Kau menjaga dia untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Slider(Do not Edit Here!)