Minggu, 28 Februari 2010

Scolded 20100228

Astaghfirullah!!!!! Allohku!!!!! Alloh!!!!!! Aku baru tahu sekarang!!!!!!! Aku benar-benar tak tahu lagi sekarang mana yang salah!!!!!!
Aku benar-benar tak tahu!!!!!!!!!! Allohku!!!!!!!!!!!!!! Bagaimana baiknya???????????
Dia ya Alloh! Bagaimana ini???? Bukankah aku tadi sudah begitu biasa dengan menyapanya seperti aku yang benar-benar biasanya itu kan ya Alloh! Aku tahu! Kau melihatnya!!!! Ya Bashar!!!!! Dia!!!!!
Aku akan membencinya seumur hidupku jika ini tak akan segera berakhir!!!!! Bukan! Ini baru saja dimulai saat aku menyadarinya!!!! Tadi aku menyadarinya!!!! Senyum yang terkembang itu hanya untuk selain aku!!!!! Tawa renyahnya yang luar biasa membuai tercipta untuk orang lain, bukan aku. Dan mungkin tidak akan pernah aku!!!! Shit!!!!! Maafkan aku mengumpat ya Alloh!!!!
Aku benar-benar tahu ini hanya terjadi padaku!!!!! Bukan pada sahabatku yang selama ini tertawa bersamanya….. hanya pada sahabat inilah dia bisa berbagi sedih dukanya….. bukannya aku berharap Rabbku, bukan! Aku hanya bertanya…. Tanda tanya yang luar biasa berat ini menggelendot manja di pundak lemahku……. Kenapa begitu mudah menjadi seperti ini??????
Ya Alloh, andaikan aku boleh…. Sekeluarnya aku dari kamarnya, tepat segera setelah dia bilang ‘ya udahlah….. biasa aja…’ aku benar-benar ingin berteriak…. Marah! Sedih!!!! Kecewa!!!!!!!! Muak!!!!!!!!! Ya Alloh!!!!!!!! Ya Allohku!!!!!!!!!!!
Mulut itu ya Alloh…. Hanya mulut itu yang membuatku luar biasa kikuk, luar biasa terbuang! Mulut itu!!!! Dengan segala kedinginan yang tercipta di balik wajah yang menaklukkan setiap adam!! Hey!!!!!!! Omae!!!!!!!!!! Ahoooooooo!!!!!!!!!!!!!
Aku benar-benar ijinkan aku mengulangi kata-kata ini, tak habis pikir….. aku benar-benar tak butuh hal macam ini, hal yang hanya bisa merubuhkan keberanianku, masa-masa indah kami, dan segalanya selama ini Ya Alloh!!!!!!!!!! Bagaimana bisa aku berpikir positif, bagaimana bisa aku bersrangka baik sementara dia begitu!!!!!!!!! Seperti itu tadi Allohku!!!!!!!!!
‘rindukah kau denganku teman????’
‘heh, blab la…..’ (aku tak begitu mendengar jelas….. dia hanya bergumam)
‘ihhhh, masa ga ada yang kangen sama aku’ (kau tahu, ini bagian paling biasa dalam keseharianku)
‘yo wes to, yut….. biasa wae’ (kalau boleh aku mengingatkan, hal yang serupa juga pernah terjadi saat dia frustasi dengan kemampuan tesnya yang dia RAGUkan! Saat mood-nya benar-benar jelak itu!!!!! Dan aku berjanji tak akan mengulanginya, tapi…….
‘humh…. Padahal aku kan kangen…..’ (aku tetap bersikap biasa, sungguh kalau kau ingin tahu!!!!)
Saat tak ada kata-kata lagi, saat kurasa hatiku ini akan meledak jika meneruskan patahan kata yang masih tertahan, aku keluar….. sekarang ini, bukan, tadi itu bukan lagi dongkol menurutku….. itu amarah….. walaupun tak terkatakan!!!!!!!!!
Menggeram tak ada guna, mengumpat hanya menambah dosa, mengajak bicara sepadan dengan dalamnya luka yang akan kudapat lagi…… aku tak mau!!!!!!!!! Bukan berarti aku takut!! Tak ada gunanya membuang keberanianmu, menyiakan keceriaanmu untuk manusia itu….. manuia itu…… manusia itu…… manusia itu….. manusia itu….. aku ingin menghilang rasanya jika ingat hal yang barusan…..
Mulut itu ya Alloh!!!!! Manusia itu Rabbku!!!!! Dia!!!!!!!!!!!!
Apa aku salah?????? Sepertinya iya….. karena aku membiarkan hatiku diporakkan olehnya….. mengapa juga aku masih bertahan?????? Biarkan saja kan….. memang seharusnya begitu….. akku pikir, tak ada yang bisa lagi kami satukan….. semuanya begitu membetur nalarku…. Mental…. Tak cocok untuk kucerna bahkan kusesuaikan….. mulai dari caranya bertingkah, bersuara, bertutur, hingga hal-hal terkecil sekalipun….. aku bahakan jengah melihatnya melenggangkan kakinya menyusuri jalan kampus, aku mulai bosan melihatnya terus berkutat dengan kegiatan yang memabukkan akademisi dadakan seperti dia….. semuanya mulai tak begitu masuk akal di otakku…..
Aku mulai membenci dia….
Aku akan mulai melangkah ke belakang, teratur, menjauhinya….. untuk menjaga hatiku…..
Aku kan meneruskannya, ya Alloh….
Ijinkan aku…..
Aku tak mau begini terus….
Manusia itu….. manusia dengan mulut yang itu, Rabbku….
Bagaimana bisa aku bermanis tutur lagi dengannya??????
Aku tak akan bisa dan tak akan mau kurasa…..
Setelah kata-kata tadi itu……. Lihat….. dia tertawa…. Bukan bad mood lagi namanya saat kau bisa tertawa dengan orang lain yang berbeda….. itu pilih-pilih!!!!! Dan aku bukan orang yang dia pilih untuk hal ini tentu…..
Mana kata-katamu dulu “kau temanku, ga ada yang special….. semuanya sama”
Itu “SAMPAH” kau tahu…..
Dan kebusukannya mulai merembas di hatiku saat kau menyayatnya, meski hanya sedikit…. Dengan kata-kata itu….. kata-kata yang sedingin biang es…..
Hei manusia……. Kurasa aku tahu kata-kata yang tepat untuk menutup gelisahku ini…… aku tahu…..
I admit it, I were scolded~~~~
ā°

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Slider(Do not Edit Here!)